Bismillah,
Dusun Lubuk Langkap Air Nipos sebelum  tahun 1990an adalah dusun terpencil tak ada listrik, jalan jahat karena masih tanah dan batu atau pelimpahan air sawah dan air dari anak sungai.
Dusun ini berubah drastis sejak ada listrik dan dibangun bendungan Lubuk Langkap dan dibuatnya wisata pemandian.
Terdidik dan merantau
Walau terdidik dan banyak merantau yang kini sudah berserakan di seluruh Indonesia namun sikap dan wataknya masih kental. Ketika ada warga Lubuk Langkap yang merantau ke Inggeris lalu dia merekam aktivitasnya pada saat seminar internasional ternyata ketika dia bergumam semuanya bahasa serawai, bahasa Lubuk Langkap.
Watak warga Lubuk langkap itu yang sekarang sudah dewasa umumnya suka lagu Koes Plus, Lagu Melayu dan Lagu Dangdut. Warga Lubuk langkap ini juga lagu daerah Batang Hari 9 dari Sumatera Selatan..Pada masa dahulu memang Bengkulu adalah bagian dari Sumatera Selatan.
Punya Tape Radio
Setiap rumah warga Lubuk Langkap pasti punya tape radio atau minimal radio. Ketika kita lalu di depan rumah di dusun Lubuk Langkap pada tahun 1970 hingga 1990an kita akan terhihur karena setiap rumah ada lagu-lagu Koes plus, Rhoma Irama, Ida Laela, Meggy Z, dll sedang diputar.
Kebanyakan warga Lubuk Langkap adalah petani kopi yang punya banyak uang kala itu. Jadi urusan beli baterai, beli kaset, beli tape radio bukan soal. Lubuk Langkap juga punya Orkes Melayu Muhammadiyah yang terkenal di Bengkulu Selatan. Salah satu pelopornya adalah Sukarjo Baar. Kini anak beliau sudah menyebar di banyak tempat di Bengkulu dan pulau Jawa.Â
Mungkin ini adalah hadiah Allah untuk beliau yang banyak berjuang untuk masyarakat Lubuk Langkap. Pak Sukarjo ini serba bisa. Bisa menjahit, bisa berdagang kerbau, bisa bertani dan bisa berkebun. Anak beragam..Ada yang pengusaha, ada yang guru. Demikian juga mantu beliau ada yang guru di Bengkulu dan Bengkulu Utara.
Jangan lupa bahagia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI