Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manifestasi Iman dan Amal Soleh dalam Ajaran Islam

14 September 2022   17:56 Diperbarui: 16 September 2022   17:01 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Islam adalah agama yang sempurna. Tetapi kesempurnaan itu absolut di mata Allah, sedangkan di mata manusia hanya bersifat relatif. Karena itu manusia tidak boleh sudah merasa beriman dan beramal soleh, merasa sempurna dan tak boleh dikoreksi. Penulis tertarik untuk melanjutkan pembahasan topik ceramah yang dibawakan oleh Dr Muchtarudin Muchsiri pada acara kajian bulanan di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang 10 September 2022.

Apa yang dilihat orang tentang kita

Kita di sini adalah mewakili umat islam, khususnya umat Muhammadiyah. Orang luar tidak melihat aqidah kita, solat kita, bacaan alquran, penguasaan hadist kita. Yang orang lain lihat adalah akhlaq kita. Bagaimana kita bicara, bagaimana kita bersikap, bagaimana kepedulian kita, bagaimana sikap egaliter kita, atau apakah kita termasuk merasa benar sendiri, merasa mulia sendiri. Ini semua adalah akhlaq. Orang akan merasakan nyaman bersama kita, senang bersama kita dll.

Jika kita becermin kepada orang seorang Erdogan presideh Turki maka kita akan teringat kepada sikap beliau  sebagai kepala negara yang terlambat masuk masjid tidak ingin merepotkan  ajudannya, atau pengurus mesjid agar menyiapkan tempat duduknya di shaf pertama, dekat khatib, dekan imam. Yang dia tunjukkan adalah bahwa dia adalah orang yang terlambat maka tempat duduknya di belakang. Pengurus masjid dan ajudan tidak merasa arogan, atau kecewa karena presiden Turki tidak didudukan di tepat yang pahalanya besar, lebih utama yakni di shaf depan.

Kebebasan berpendapat

Demikian juga kita mesti belajar tentang akhlaq rasulullah tentang pentingnya mendengarkan pendapat orang lain untuk suatu kebenaran. Rasulullah tidak meremehkan pendapat sahabat-sahabatnya. 

Jika dia menolak atau tidak menerima pendapat para sahabat tetapi dia menerima dulu pendapat orang lain itu tanpa harus menyakiti sahabat yang sudah mengusulkan sesuatu. Yang menarik para sahabat nabi adalah kumpulan orang-orang yang ikhlas. Tentu tidak ingin menang sendiri. Jikamereka punya usul maka mereka menganggap bahwa usul ybs tidak harus diterima. 

Jayalah kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun