GURU KU TIDAK BERGELAR TAPI SKILL.
Ketika aku diterima masuk di sekolah ku SPMA Bengkulu pada bulan Juli tahun 81, aku akan menerima mata pelajaran yang akan diajarkan oleh seorang Guru yang tamatan dari salah satu Perguruan Tinggi yang terkenal.
Hari demi hari proses belajar mengajar berlangsung setiap perkenalan dengan siswa-siswa Guru ku itu tidak menyebutkan beliau tamatan dari mana.
Guru-guru ku di kelas satu dulu itu masih banyak yang ku ingat ; ada Pak Joharman Guru Bahasa Indonesia dan Biologi, Sugiri Guru Kimia dan Bahasa Inggeris, Slamet Riyadi Guru Iklim dan Pengairan, Thasrip Thaufik Guru Bercocok Tanam Umum, Ibrahim Guru Dasar-Dasar Perikanan, dan A. Halim Guru Matematika.
Giliran Pak Guru Sulaiman Harahap, B. Sc. dan Ibu Guru Nurhayati Baksir, BA. masuk pertama mengajar dan memperkenalkan diri caranya lain dan sedikit lama.
Seperti Pak Sulaiman Harahap misalnya, beliau sebutkan secara rinci ; Sulaiman itu nama di kasih orang tua, dan Harahap di kasih oleh Marga, serta B. Sc. Itu dikasih pemerintah kata Guru Peternakan Umum itu mengakhiri perkenalannya.
Lain lagi Bu Guru Nurhayati, Guru Agama Islam ini menuturkan bahwa tambahan di belakang nama berupa BA itu pemberian dari Perguruan Tinggi Agama Islam Curup dan Baksir itu nama suaminya.
Sedangkan Kepala Sekolah ku baru dan namanya sangat populer karena keluaran dari sebuah Perguruan Tinggi bonafit  bergelar Insinyur yang menggantikan Kepala Sekolah yang sudah puluhan tahun menjabat Sahal MH
Burhan.
Pak Kepala Sekolah Dharma Setyawan tidak mengajar di kelas pertama dan baru terlihat jelas orang nya ketika membuka dan menutup masa orientasi siswa serta pengumpulan tanda tangan.