Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tebing Capau Riting dan Sejarah Hidup Warga Lubuk Langkap

18 Mei 2022   16:34 Diperbarui: 18 Mei 2022   16:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Jika ada nama dusun Lubuk Lubuk Langkap dan anda pernah ke sana. Maka sejarah warga Lubuk Langkap sangat erat dengan tebing Capau Riting  yang pasti kalian lewati waktu menuju simpang ke Lubuk Langkap dari desa Palak Bengkerung. Tebing ini ada kaitan dengan kehidupan warga lubuk langkap. Mau ke pekan, ke mantri, sekolah, merantau, kembali ke kampung halaman sebelumnya mesti melewati tebing Capau Riting.

Tebing kenangan

Semua warga Lubuk Langkap pasti punya kenangan dengan tebing yang agak terjal ketika memdaki dan terjal ketika menurun. Itu posisi jika mereka memasuki jalan di tebing Capau Riting dari arah Palak Bengkerung. Namun dari aeah Lubuk Langkap, warga akan merasakan pendakian yang panjang dan terjal dari bawah. Sama saja waktu itu apakah  pakai sepeda, jalan kaki dan naik gerobak sapi atau kerbau kami warga perlu memeras keringat untuk sampai di lereng atas Capau Riting. Setelah itu kita akan dihibur oleh hamparan lapangan dan gedung SD N Suka Negeri. Tak lama kita sudah tiba di desa Palak Bengkerung. Jika beruntung kita akan bertemu dengan para pejalan kaki asal Tanjung Tengah, Arisan Tinggi, Air Jiput alias Muara Tiga, Pagar Gading dan sekitarnya. Bahkan kita akan bertemu dengan pejalan dari Kedurang Ulu.

Bagi yang sekolah di SMP Palak Bengkerung, MTsN serta sekolah di Manna tebing Capau Riting merupakan bahan perenungan panjang. Betapa Bak, Mak, kakek, nenek, saudara, paman dan bibi telah banyak jasa pada kami yang sedang bersekolah di manapun. Tanpa mereka kami bukan siapa siapa. Banyak juga yang kuliah di PT atau minimal tamat SMA SMK SPG PGAN MAN SPMAN dsb mesti pernah merenung di tebing ini.

Takkan terlupakan

Ketika kini kami banyak yang sudah merantau jauh di pulau Jawa dan bahkan di Luar Negeri maka kami dan zuriyat kami mesti tahu bahwa bapak ibu mereka pernah dididik dengan keras di Lubuk Langkap. Mereka pernah mendaki bukit ini alias Tebing Capau Riting setiap minggu, sebulan  seai atau setahun 2 kali.  Inilah asal usul ayah kalian, ibu kalian, atau kakek nenek kalian.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun