Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memindahkan Keluarga Ayah ke Kota, Ada Kaitannya dengan Hebatnya Beras

31 Januari 2022   07:15 Diperbarui: 31 Januari 2022   08:04 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Alhamdulillah. Allahumma shaliala muhammad. Keluarga ayah saya pindahkan ke kota. Tentu ada alasan mengapa. Banyak tulisan tentang ini. Tetapi kali ini ada kaitannya dengan beras. Pagi ini ada tulisan yang komprehensif tentang Hebatnya Beras. Apa kaitan antara tulisan ini dengan beras hendak dijelaskan di sini.

Hebatnya Beras

Pagi ini di grup WA desa saya  ada tulisan yang mengupas tentang "hebatnya Beras". Saya teringat dengan alasan mengapa saya membujuk keluarga saya (penulis) untuk pindah ke kota segera setelah saya ke kota. Saya berasal dari desa terpencil di kabupaten Bengkulu Selatan. Ayah saya alhamdulillah berhasil menghantarkan saya sebagai anak tertua ke jenjang pendidikan S1 kala itu di Universitas Negeri alias milik pemerintah.

Walau saya belum punya gaji yang memadai karena masih sebagai dosen honorer di kampus saya ketika kuliah, namun saya memberanikan diri untuk membujuk ayah, ibu, kakek, adik-adik untuk pindah ke kota.

Membawa beras untuk 2 bulan

Memindahkan keluarga ayah ke kota memang tidak dipersiapkan dengan matang. Saya hanya menyiapkan rumah di rawa kawasan Bukit Baru kelurahan bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I Palembang. Ayah, ibu, kakek dan adik-adik, saya ajak pindah dengan modal "tawakal kepada Allah". Yang mau kuliah, saya kuliahkan dengan modal bayar SPP di belakang. Yang SMA, SMP dan SD monggo sekolah dengan baik. Biaya SPP juga akan disiapkan dengan menunggu pasokan dari langit. Alhamdulillah yang tekun dan sabar "berhasil". 

Mengapa pindah?

Saya sudah "meramalkan" bahwa keluarga ayahku takkan mampu menyekolahkan adik-adikku yang berjumlah 5 orang. Mengapa? Karena saya bisa membaca bahwa ayah saya hanya bertanam padi sekali setahun. Itupun hanya untuk makan atau pernah sebagai bayar untuk sewa tempat kos dan beli sayur setiap bulan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun