Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penuturan Ir Nono Obos Djahri tentang Hikmah Meletusnya Gunung

19 Desember 2021   20:34 Diperbarui: 19 Desember 2021   21:41 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Penulis punya saudara dekat yang bernama Nono Obos Djahri, yang biasa kami panggil kang Nono. Beliau sangat gaul dan  baru saja pensiun dari PT BA, perusahan BUMN yang bergerak dalam penambangan batu bara di Sumsel. Tulisan ini menggambarkan bagaimana dahsyatnya meletusnya gunung Galunggung pada tahun 1982 hingga 1983 tersebut.

Siapa kang Nono

Kang Nono berasal dari sebuah kecamatan di Tasik Malaya Jawa Barat. Kecamatan dimana dia tinggal berada di depan gunung Galunggung. Sedangkan bagian belakang gunung itu adalah wilayah Garut dan sekitarnya. Kang Nono menyelesaikan D3 di Politeknik Siliwangi Bandung dan selanjutnya menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Teknik Mesin Universitas Sriwijaya. Nono mengabdi sebagai karyawan PT BA pada tahun 1988 dan menikah dengan gadis Muara Enim putri seorang ulama kota itu yang bernama Kanisramayani atau akrab dipanggil Yani. Nono dan Yani kini dikaruniai anak 3 orang. Si sulung sedang S2 di IPB, anak no 2 di Profesi Farmasi Unbraw Malang dan si bungsi lagi Mondok di Ponpes Tebu Ireng Jombang.

Masih SMA

Kepada penulis kang Nono menuturkan bahwa letusan gunung Galunggung itu sangat dahsyat. Kenapa? Karena gunung itu menghembuskan lahar panas dan memuntahkan batu besar dan batu kecil ke seluruh wilayah. Desa saya itu kata kang Nono 15 km dari puncak Galunggung. Pada waktu meletus itu gunung bergemuruh dengan suara memekakkan telinga, listrik mati dan tidak ada berita apa yang terjadi. Fikiran kami kala itu adalah bahwa kiamat sudah dimulai.

Pada saat hujan abu yang berca.pur kerikil panas itu kami masuk bawah dipan yang beralaskan papan itu. Sekolah dinyatakan libur. Tetapi kami walau tak belajar selama 2 semester dinyatakan naik kelas semua atau lulus semua jika kami sudah berada di kelas 3.

Banyak yang jadi trans

Kejadian meletusnya gunung Galunggung meluluh lantakkan kecanatan yang paling parah. Mereka pindah ke tempat lain di Indoneaia. Ada yang ikut transmigrasi ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dll. Puluhan rihu orang menurut kang Nobo pindah ke luar daerah lain baik melalui program transnigrasi maupun program.lain.

Banyak pasir 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun