Bismillah,Â
Keluarga ayah saya punya tetangga sewaktu masih berada di Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan namanya Suwidah binti Tambang. Umurnya lebih sedikit dari ibu saya Rahinah binti Merinsan. Suwidah ini mengikuti anaknya yang perempuan pindah ke desa Suka Maju sebelah Tenggara Lubuk Langkap.
Rumah Kami berhadapan
Rumah kami posisinya berhadapan satu sama lain. Rumah kami menghadap ke barat, semntara rumah waknda Suwidah menghadap ke timur. Rumah kami pada waktu dulu dipisahkan oleh pohon limau besar yang ditanam di tanah waknda Suwidah tersebut. Suami waknda suwidah adalah Siamit, yang meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.
Anak-anak waknda Suwidah sudah mandiri dan menetap di berbagai tempat utamanya di Bengkulu dan banyak tempat di Bengkulu Selatan.Â
Keluarga kami pindah ke Palembang
Keluarga ayah dan bunda pada tahun 1984 diajak penulis pindah ke Palembang. Keluarga ayah terdiri 6 anak, ayah, bunda dan kakek. Dari 6 anak itu ayah dan bunda memperoleh 26 cucu dan lebih dari 16 cicit. Kakek dan ayah sudah meninggal puluhan tahun yang lalu.
Tidak disangka dan tidak diduga ternyata suatu hari penulis membuka cerita lama dengan bunda Hj Rahinah. Bunda banyak cerita bagaimana dengan penulis tentang pernikahannya dengan ayahnda H A Rahim pada akhir dasa warsa 1950an. Cerita ini juga dilengkapi bunda bahwa diri penulis adalah anak susuan bunda Suwidah yang sejak lama tak pernah lagi bertemu. Penulis menangis dan sedih karena bunda cukup lama menyimpan fakta bahwa penulis diberi air susu oleh waknda Suwidah karena bunda Rahinah belum punya ASI.Â