bismillah,Â
Kami yang pernah sekolah di Madrasaha Ibtidaiyah Muhammadiyah Tanjung Baru Air Nipis Bengkulu Selatan punya kenangan indah. Indah karena jika ingat kami tersenyum kecil. Ingat guru-guru kami yang punya kebiasaan unik. Siapa salah dalam menjawab pertanyaan guru dikasih pukulan dengan mistar panjang. Siapa malas dikasih pukulan dengan mistar panjang.
 Tradisi lamaÂ
Tradisi ini hanya ditemukan ketika generasi terdahulu belajar di Madrasah. Setiap kelas ada mistar panjang dengan ukuran 100 cm. Kegunanan awal dari mistar ini bukan untuk memukul tangan murif tetapi sebagai alat pemggaris ketika guru atau murid membuat tugas di papan tulis.
 Guru biasanya menggunakan mistar ketika dia membuat gambar yang memerlukan alat bantu. Biasanya ada pembuatan gambar bangunan, tabel dsb yang memerlukan mistar panjang ini. Penggunaan mistar ini juga masih berlangsung di sekolah SMP dan SMA.
 Hukuman
 Penggunaan mistar panjang digunakan para guru pada murid yang mesti dihukum. Hukuman oleh para guru dengan mistar ini beragam. Pertama, jika murid terlambalt datang ke sekolah tanpa alasan yang jelas. Kedua, hukuman diberikan pada murid yang memjawab salah. Ketiga, hukuman diberikan pada murid lalki-laki yang meninggalkan solat jumaat.
 Guru mengabsen siapa yang hadir pada solat jumaat dan siapa yang tidak hadir. Keempat, murid yang kedapatan mencuri seperti mencuri alat atau barang milik teman atau tetangga diberikan hukuman berat dengan dipukul mistar panjang beberapa kali.Â
Sudah menyebarÂ
Kami para murid dari desa terpencil bernama Luhuk Langkap atau Tanjung Baru yang semasa kecil dipukul guru dengan mistar panjangbtrlah menyebar dari Aceh sampai ke pulau Jawa. Guru kami ada yang masih hidup. Ada juga yang sufah meninggal dunia. Tapi sangat menyayangi para guru mereka memang sangat berjasa dalam hidup kami. Betapa tidak kami tidak akan pernah jadi pintar tanpa sumbangan guru kami pada saat kami masih kecil.