[caption id="attachment_259877" align="aligncenter" width="613" caption="Source Gambar: http://diankurniautami.blogspot.com/2011_11_01_archive.html"][/caption] Dirgahayu RI Ke-68 kita tulis panjang dan indahdi Status Medsoc. Kita ukir di gapura desa dihiasi gambar apa saja yang bertema perjuangan masa lampau. Yang jelas ingat Kemerdekaan Indonesia Ingat pula bambu runcing. Bambu runcing itu senjata khas bangsa kita melawan penjajah, bangsa asing yang memerintah bangsa ini. Saat ini bambu runcing sudah (dianggap) barang usang, barang yang hanya jadi kenangan. Bahwa bambu runcing ini barang yang membantu peralihan kekuasaan dari sekelompok penguasa bangsa asing pada sekelompok penguasa anak negeri. Kemudian, untuk mengkokohkan sebagai bangsa diharapkan untuk menjaga keutuhan bangsa agar bisa merdeka menentukan masa depannya. Tidak dijajah secara lahir maupun batin. Tidak disetir atau diwayangkan yang melayang-layang dimainkan bangsa lain segala kebijakannya. Tidak menjadi bangsa "sumuhun dawuh" pada bangsa lain. Bangsa kita harus menjadi bangsa yang tajam dan runcing, seruncing bambu. Mampu mengembangkan warganya menuju kedaulatan yang benar-benar bergulat demi kesejahteraan bangsanya. Banyak cara mengubah bambu runcing untuk kejayaan bangsa. Bisa saja kita ganti dengan: 1. Membantu mencerdaskan bangsa, cing..! 2. Tidak korupsi, cing..! 3. Hidup mandiri, cing..! 4. Mengabdi kepada masyarakat, cing..! 5. Membuat lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan, cing..! 6. Memainkan sepatu bola dan masukinbola ke lawan gawang lawan Timnas, Cing..! 7. Olimpiade dan jadi juara, dapatin emas, cing...! 8. Bisa buat mobil, kereta, kapal, pesawat, motor, HP, satelit, komputer, Tv made in Indonesia, cing..! 9. Nyapuin sampah di jalanan sampaibersih, cing..! 10. Ngamanin ilegal loging, jaga perbatasan, pegang senjata amanin negara, kontrol keamanan perairan dari segala pencurian, termasuk jaga keamanan di kampung juga cing...! 11. Termasuk elu-elu pade nyebrangin encing gue yang sudah tua, cing..! So, saatnya kita ganti bambu runcing dengan kreativitas kita. Bener ga nyak-babe, Cang-Cing..?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H