Mohon tunggu...
Supinah Arham
Supinah Arham Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

SALAHKAH BPJS ?

1 Juni 2015   05:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:25 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak berlakunya BPJS Kesehatan tahun 2014 berbagai masalah mulai timbul di Indonesia, rendahnya tarif yang diterima rumah sakit sehingga menyebabkan menurunnya mutu pelayanan kesehatan semakin dirasa oleh para pengguna layanan BPJS, oleh karena itu rumah sakit harus bisa menerapkan kendali mutu dan kendali biaya. Saya sendiri yang memiliki Kartu ASKES tetapi sampai saat ini memang belum pernah menggunakannya sampai berganti menjadi BPJS, para saudara, teman yang sudah terbiasa dengan layanan ASKES merasakan betapa terasanya layanan BPJS menjadi tidak nyaman lagi, dari antrian panjang dalam berobat sampai harus bolak balik apabila memiliki lebih dari satu diagnosa penyakit yang diderita untuk menadapatkan pemeriksaan penunjang mulai dirasakan kurang nyama dibandingkan dengan pada saat layanan ASKES terdahulu.Itulah beberapa keluhan dari pihak rumah sakit maupun para penggunaan layanan BPJS

Tetapi disini saya tidak mengulas tentang keburukan BPJS yang sedang menghangat dari awal berlakunya sampai sekarang.

Disaat orang orang mengeluhkan tentang apa itu BPJS Kesehatan, di sana masih banyak manusia manusia yang sangat bersyukur dengan hadirnya BPJS (para tukang becak, pembantu rumah tangga, buruh cuci, tukang ojek, para pekerje lepas, pak Satpam di Komplek Perumahan dan bahkan pakde saya sendiri yang tinggal nun jauh di pulau Flores sebagai pemilik toko kelontong yang tidak memiliki Jaminan Kesehatan). Semua orang bisa mendapat layanan kesehatan dengan minimal premi Rp. 25.500 untuk fasilitas kelas 3 mereka bisa mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Memang pemerintah telah mengeluarkan kartu Jamkesmas tetapi tidak semuanya mendapatkan kartu itu, Buktinya 2 asisten rumah tangga yang bekerja di rumah saya tidak memiliki kartu Jamkesmas, dengan hadirnya BPJS saya langsung daftarkan para asisten sebagai peserta BPJS Kesehatan, bahkan saat ini pakde saya yang di flores telah di rujuk ke RSUP Kariadi Semarang untuk menjalani operasi Jantung dengan fasilitas BPJS dan bahkan tidak ditarik sepeserpun untuk membayar.

Untuk Para Sumber Daya Manusia Pemberi Pelayanan Kesehatan marilah melayani dengan sepenuh hati tanpa memandang nilai rupiah yang didapat tetapi sesungguhmya keikhlasan itu akan dibalas Allah dengan kebaikan yang lain (Kesehatan, hadirnya anak-anak yang sholeh sholeha, ketenangan jiwa dan ketentraman yang tidak dapat diukur dengan rupiah).

Memang BPJS masih banyak perlu perbaikan tetapi kita harus mendukung dengan memberikan masukan masukan kepada pemerintah untuk perubahan lebih baik.

Marilah kita selalu mensyukuri dan berpikir positip untuk kesehatan rakyat Indonesia.

pipinfk@gmail.com( 1 Juni 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun