Mohon tunggu...
Supetra Rahadiyono
Supetra Rahadiyono Mohon Tunggu... -

Supetra Rahadiyono adalah sosok yang sederhana dan rendah hati.\r\n\r\nSeorang pemerhati masalah sosial dan politik. Lulus Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Politik jurusan Komunikasi tahun 1997.\r\n\r\nMengawali karier di PT jasatama Polamedia Kompas Group dari tahun 2000 sebagai marketing support.\r\n\r\nMenekuni jurnalistik sejak menjadi aktifis kampus sampai sekarang.\r\n\r\nSaat ini sedang melakukan kajian serius tentang gaya kepemimpinan Jokowi. Email srahadiyono@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menunggu Janji DPR

7 November 2014   04:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:25 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sulitnya mencapai titik temu adalah sebuah gambaran yang rumit terjadi di gedung DPR akhir-akhir ini. Dalam situasi normal semestinya sudah terjadi musyawarah untuk mufakat dalam menyikapi dan menyelesaikan konflik internal di lembaga perwakilan itu. Perdebatan yang seru merupakan hal yang lumrah dalam setiap rapat apapun untuk mencari solusi yang terbaik. Yang menarik bukan karena itu,  tetapi sidang-sidang DPR ternyata terbelah menjadi dua kubu untuk mempertahankan dan membenarkan posisinya masing-masing.  Dibentuknya kubu koalisasi di DPR  sebenarnya malah justru membawa sentimen-sentimen partai.

Kita semua akan mengalami kejenuhan bila janji ketua DPR optimis dapat menyelesaikan konflik tidak segera tercapai. Wajarlah apabila ada sekelompk masyarakat yang kesal dan jengkel kemudian mengajukan ke mahkamah konstitusional untuk membubarkan DPR meskipun belum dibekali dasar hukum yang jelas dan kuat. Kita semua juga sangat berharap kisruh di DPR segera berakhir karena pekerjaan rumah sudah menuntut untuk segera dikerjakan. Menetralisir munculnya demo-demo kenaikan harga BBM, menyalurkan aspirasi rakyat tentang program jaring pengaman sosial bukankah itu bagian dari tugas DPR yang sudah ada didepan mata? Harapan dari masyarakat sangat besar karena DPR lah yang sejatinya menjadi wakil rakyat untuk menjembatani aspirasi yang berkembang. Tapi kenyataannya kekisruhan masih terus berlanjut. Rapat DPR memang bukan menjadi urusan rakyat. Tetapi rapat tanpa adanya titik temu, bisa menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat kepada DPR.

Belajar dari kejadian ini jelaslah bahwa siapapun yang duduk sebagai anggota DPR sebaiknya disumpah untuk bersedia keluar dari partainya.  Bila perlu diberi aturan yang tegas agar lebih fokus berkerja sebagai wakil rakyat. Rasanya tidak adil ketika menjelang pemilu rakyat menjadi rebutan banyak partai untuk menjadi pendukungnya, tetapi setelah pemilu usai dan terpilih menjadi anggota DPR malah larut dalam situasi konflik yang berkepanjangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun