Mohon tunggu...
Super Joyo
Super Joyo Mohon Tunggu... -

Selalu berusaha menjadi manusia supr joyo. joyo di dunia dan joyo di akherat

Selanjutnya

Tutup

Money

Siapa yang Lebih Kaya, Penjual Gorengan atau Pemilik Toko Besar?

13 Juni 2013   17:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:04 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini adalah refleksi dari perjalanan penulis ke kota Gudeg Yogyakarta  beberapa hari lalu. Mudah-mudahan belum basi karena baru sempat nulis hari ini.

Jum'at lalu, dalam perjalanan menuju Yogya di sebuah pagi yang cerah, kendaraan penulis berhenti di pinggir jalan untuk membeli makanan kecil sebagai pengganjal perut yang kosong karena belum sarapan.  sementara cacing-cacing perut mulai berulah, minta dikasihani. Jatuhlah pilihan pada penjual gorengan yang mangkal di pinggir jalan, seorang pemuda yang mungkin masih berusia 20an.

Gorengan terbukti ampuh menenangkan cacing-cacing untuk kembali diam. Apalagi udara terasa dingin, cocok untuk makan gorengan. Sayang, tidak ada sahabat sang gorengan, yaitu kopi. Maklum, penjualnya bukan bertempat di warung kecil, tapi ia penjaja gorengan yg berkeliling dengan sepeda motor tua untuk menjajakan gorengannya.

Selesai menikmati gorengan, penulis dan teman-teman berniat melanjutkan perjalanan. Tentu, sebelumnya harus membayar total harga gorengan, Rp. 15.500. Penulis pun menyodorkan uang Rp. 16.000, berarti ada kembalian Rp. 500. Tapi diluar perkiraan, penjual gorengan mengembalikan Rp. 1.000 bukan Rp. 500. Penulis pun kaget,

"Kok kembali Rp. 1.000?".

"Gak papa mas, saya ga ada uang Rp. 500." jawab si penjual.

Penulis, "Ga papa mas ambil aja Rp. 16.000."

"Saya ikhlas mas."Tolak si penjual.

Penulis melanjutkan perjalanan dengan perasaan takjub atas keikhlasan si penjual gorengan.

Di hari selanjutnya, hari Ahad, Penulis mampir ke sebuah toko oleh-oleh khas Yogya yang besar dan sangat terkenal. Penulis memilih beberapa makanan sebagai oleh-oleh sebelum meninggalkan kota Yogya. Selesai memilih, penulispun menuju kasir untuk membayar barang yang dibawa.

Di atas kendaraan, penulis iseng melihat-lihat nota pembelian. Hah....!!! mata penulis tertuju pada satu item barang yang ternyata ada ketidaksesuaian harga antara harga yang tertera di toko dan harga di nota. Di toko barang tersebut berharga Rp. 18.000, sementara yang tertera dinota pembelian tertera Rp. 25.000. Penulis ingat harga barang tersebut, karena sempat menanyakannya ke SPG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun