Kamis 26 Januari, Jam 20.30 Langit terlihat cerah tidak seperti biasanya, Setelah puas dengan bau bantal yang aku ciumi sejak dai tadi. Ada baiknya kini berkeliling memutari kawasan, Isu pergerakkan masa besar-besaran membuat ku bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di dalam kawasan Jababeka saat ini. Jababeka tak nampak seperti kawsan Industri, malahan lebih cocok dipakai untuk lokasi syuting film-film romantis korea, Perusahaan-perusahaan berlomba lomba menemaramkan lampunya dan ingin menandakan bahwa tak ada lagi prduksi di dalam nya (Maklum ketakutan akan perusakan fasilitas oleh sekumpulan massa terbayang jelas di tiap-tiap wajah penjaga keamanan dan pemilik Perusahaan ), Lampu-Lampu temaram seolah ada dan tiada menyinari pohon-pohon besar bersama penghuni nya yang bergoyang ke kiri-kanan mengikuti tiupan angin yang kadang pelan kadang kenang sesuai keinginan sang penciptra Angin. Satu-dua Blok ayku lewati dengan sangat tenang, beberapa petugas keamanan memperhatikan ku. Aku pun membalas tatapannya, Bukan karena dendam ataupun marah namun aku mencoba menyelami ketakutan yang sama juga dia rasakan, ketakukan dan kekhawatiran akan hal-hal buruk yang mungkin saja bisa terjadi, Selesai membalas tatapan nya Aku lanjutkan dengan membaca Spanduk-Spanduk yang sengaja di tempel di pagar depan tiap-tiap Perusahaan 18 dari 20 Perusahaan yang aku lewati ini dengan bangga terang-terangan membentangkan Spanduk yang bertuliskan "Kami Mendukung UMK 2012" di tiap-tiap bagian depan pagarnya, Lha terus jika dihitung-hitung 18 dari 20 itu artinya 90% jika diambil sampel 90% perusahaan di Kawasan Jababeka ini menyatakan Mendukung Pemberlakuan SK Gubernur tentang UMK 2012, Terus siapa yang mendorong APINDO Cabang BEkasi untuk mengajukan gugatan nya di PTUN Bandung??? Bukan kah anggota APINDO itu adalah perusahaan-perusahaan ini. Kalau ndak ada yang ngaku, berarti yang mendorong adalah setan-setan Gundul (Tokoh yang sealu dikambing hitamkan!! tiap-tiap ada salah atau jatuh korban heheheheh.............) Seketika fikiran jahat datang dan menemani ku, mengusir fikiran-fikaran positive yang tadinya bersemayama, Pikiran-pikiran jahat mengurung otak ku menganggkanginya dengan congkak memaksa memakan Ice cream dengan cepat hingga nikmat nya tak bisa terasa lagi. 1. Mungkinkah Spanduk-Spanduk itu hanya manis di bibir mirip gincu yang di putar semakain runcing dan semakin emrah itu. 2. Ataukah Spanduk-Spanduk itu hanya untuk meredam emosi sesaat dan meyelamatkan aset 3. Ataukah Spanduk-Spanduk itu adalah proyek pribadi antara tukang sablon dan Tukang wira-wiri ( Seksi Repot ) Perusahaan yang saling menguntungkan alias simbiosis mutualisme?? (Kalo yang ini gak nyambung dan jauhhhhh banget !! Hehehehhe...Anggep aja guyonan) 4. Ataukah...Ataukah....Ataukah...puluhan ataukah masih berjejal di otak ku yang di gagahi fikiran2 jahat. Ice Cream mulai habis dari pandangan, pertanda kerakusan ku memakan Ice ream ku. Ice Cream Habis pergi bersama fikiran jahat ku setelah teringat Ceramah Pak Ustadz ( bukan berarti Ice Cream itu menyebabkan fikiran jahat lho...) agar setiap saat kita harus mengedepankan pikiran2 positive karena dengan berfikir positive makan kebaikan itu bagai ada di depan mata sementara jika berfikir negative itu maka hanya keburukan yang akan nampak di depan mata!! Mumpung fikiran baik lagi nyaman bersandar di otak ku, Lebih baik berdoa saja aku sebanyak-banyak nya..Semoga kebaikan selalu ada untuk kedua belah pihak sehingga tidak ada yang tersakiti disana dan hanya keadilan yang akan muncul diantara keduanya.... Amien. Gambar : mbah google.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H