Rezeki tak kemana, rejeki tak pernah salah dan rezeki selalu datang di saat yang tepat. Ya, itulah ungkapan yang umum sering kita dengar.Â
Ungkapan ini pun layak disematkan kepada Indra Sjafri, yang dalam bulan Juli-Agustus 2019, namanya masuk dalam daftar prestasi membanggkan baik dari dalam maupun luar negeri.
Prestasi pertama sosok 56 tahun ini adalah saat Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menunjuk Indra ke dalam jajaran Komite Tetap Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk periode 2019-2023.
Penunjukan Indra tertuang dalam surat yang  ditandatangani Sekjen AFC, Dato Windsor John, dan dialamatkan kepada Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria dan diterima media pada Senin (29/7/2019).
Sementara prestasi kedua adalah berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pembina Idieologi Pancasila Nomor 10 tahun 2019, tentang Tujuh Puluh Empat Ikon Apresiasi Prestasi Pancasila Tahun 2019. Nama Indra ada dalam kolom penerima prestasi bidang olahraga nomor urut 26, yang juga telah terpublikasi di media.
Apa yang diraih Indra, tentu bukan hal instan. Berdasarkan rilis dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) penghargaan kepada 74 ikon apresiasi preatasi Pancasila  dinilai telah berkontribusi penuh dalam mengamalkan dan menyeleraskan kehidupan dengan ideologis Pancasila yang akan diberikan pada malam ini, Senin, 19 Agustus 2019.
Menurut Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP Aris Heru Utomo, 74 nama dari latar bidang dan profesi yang berbeda tersebut telah diseleksi secara ketat kelayakannya.
"Awalnya ada 300 nama, lalu kami seleksi lagi jadi 100 dan terakhir didapat 74," kata Aris di De Tjolomadoe, Solo, Jawa Tengah, Minggu (18/8/2019).
Aris menjelaskan, seleksi dilakukan secara internal BPIP dengan dibantu tim eksternal untuk memberikan masukan dan penyaringan secara menyeluruh.
Kendati ada pro-kontra terhadap nama-nama yang terpilih, Aris meyakini, sementara ini 74 nama ini adalah yang layak menerima penghargaan bergengsi BPIP di tahun 2019.
"Data-data telah kami cocokkan, dan mengapa 74 karena disesuaikan dengan usia kemerdekaan Republik Indonesia," kata Aris.