Peristiwa penundaan partai final kedua Piala Indonesia hingga kini masih disesali banyak pihak.
Bahkan Menpora, Imam Nahrawipun angkat bicara dan menyayangkan keputusan PSSI yang menunda leg kedua final Piala Indonesia antaraPSM Makassar dan Persija Jakarta.
Perebutan trofi Piala Indonesia antara PSM dan Persija seharusnya dilangsungkan di Stadion Andi Mattalatta pada Minggu (28/7/2019). Tapi, kurang dari dua jam kic koff dengan suporter dan pemain PSM sudah berada di stadion, PSSI membatalkannya.Â
Dalam prosesnya, PSSI memutuskan untuk menggelar leg kedua final antara PSM dan Persija itu pada 6 Agustus. Saat ini, Persija di atas angin dengan kemenangan 1-0 atas PSM pada leg pertama.Â
Penundaan final itu mengejutkan Imam. Sebab, menurut Menpora, seharusnya PSSI mempertimbangkan jaminan keamanan yang telah dikeluarkan oleh aparat kepolisian setempat. Apalagi, bukan sekali ini PSSI menggelar pertandingan dua klub dengan suporter masif.Â
Imam meminta agar PSSI secepatnya melakukan evaluasi besar-besaran usai penundaan pertandingan leg kedua antara PSM dan Persija itu.
"Laga lanjutan leg kedua antara PSM Makasar lawan Persija Jakarta. Seharusnya tak perlu ditunda, sebab sudah ada antisipasi keamanan dari pihak Kepolisian," kata Imam di pendopo Wibawa Delta Sidoarjo, Selasa (30/7/2019).
"Gesekan pada saat pertandingan final di olahraga sepakbola itu lumrah. Yang penting gesekan itu bisa diatasi oleh pihak keamanan, apalagi pihak keamanan sudah ada jaminan," kata Imam.
Akibat penundaan ini, tak hanya berakibat molornya finis Piala Indonesia yang sudah bergulir 14 bulan, namun juga membuat jadwal Liga 1 2019 berubah.Â
Lebih dari itu, akibat blunder yang dilakukan oleh Sekjen PSSI Ratu Tisha yang meneken Surat Pembatalan laga, muncul petisi agar Tisha mundur dari jabatannya sebagia Sekjen.
Atas petisi tersebut, Ratu Tisha Destriapun merespons petisi berjudul 'Tuntut Sekjen PSSI Mundur' yang dibuat suporter bernama Bahtiar Baso, Tisha dianggap menyebar berita bohong atau hoaks dalam surat keputusan yang menyatakan kondisi Makassar tidak aman dan tidak kondusif sebagai alasan penundaan final leg kedua Piala Indonesia 2019.