Selamat Ulang Tahun Organisasi PSSI ke 89. Mengapa selamatnya pakai kata organisasi di depan singkatan PSSI? Sebab, yang pantas diucapi selamat ulang tahun memang organisasinya, bukan PSSI yang notabenenya masih digerakkan olah individu-individu yang masih terus mendapat pengawalan dari Satgas Antimafia Bola.Seharusnya, di usia  yang ke-89, publik pecinta sepak bola Indonesia bukan sekadar punya harapan tinggi pada  prestasi sepakbola nasional yang dinakodai oleh PSSI, namun sudah bicara bagaimana mempertahankan prestasi dan sepakbola nasional.sudah masuk level dunia, bukan masih berkutat di level Asia Tenggara.
Namun, fakta berbicara lain. Hingga usia 89 tahun, PSSI justru selalu berhasil menyuguhi prestasi sepakbola nasional dengan segudang masalah.
Wajarnya, dengan bertambah usia, sepakbola nasional bukan hanya menjadi lebih baik, tetapi garansi raihan  prestasi di tingkat internasional dan dunia terbukti.
"PSSI menciderai pembinaan usia muda"
Bahkan tepat di hari ulang tahunnya, PSSI juga menciderai pembinaan sepakbola usia muda dengan menggelar Elite Pro Academy Liga 1 U-16.
PSSI tidak mencontohkan bagaimana tim-tim Liga 1 seharusnya menjadi panutan pembinaan dan prestasi sepakbola nasional.
Bagaimana tidak, menggulirkan Elite Pro Academy Liga 1 U-16, namun faktanya dari 18 klub Liga 1, hanya ada beberapa klub saja yang memang telah memiliki akademi sendiri. Ketika Liga digulirkan, maka klub sudah memiliki pemain hasil pembinaan.
Yang terjadi, dari seluruh klub Liga 1, ternyata dalam menghadapi kompetisi yang mulai hari ini digelar, dalam menyiapkan timnya, berburu pemain muda secara instan. Menggelar seleksi terbuka. Seolah pemain muda yang dicari telah lahir sendiri terampil mengolah kulit bundar.
Lalu, pemain berduyun datang, atas nama pribadi, begitu terpilih, klub juga terhidar dari berbagai konsekuensi.
"Ingat" PSSI, hampir seluruh pemain yang kini bergabung di tim U-16 setiap klub Liga 1 adalah hasil pembinaan dan kompetisi berjenjang yang lebih banyak digelar pihak swasta.
Jadi, para pemain tersebut tidak seperti membalik telapak tangan, tiba-tiba menjelma menjadi pemain hebat dan klub tinggal mencomot tanpa ada regulasi dan konsekunsi kepada pahlawan pembina usia muda, yaitu Sekolah-Sekolah Sepakbola/Akademi yang sudah membina mereka.