PSSI lagi-lagi kalah gesit dari Kemenpora. Ternyata, atas berbagai persoalan yang membelit PSSI, ternyata justru Kemenporalah yang berhasil menghadirkan delegasi FIFA plus AFC ke tanah air.Ada apa ini? Apakah pemerintah melalui Kemenpora ikut campur lagi masalah sepakbola nasional? Atau memang ingin membantu sepakbola nasional dan terhindar dari hukuman FIFA atas campur tangannya?
Sore ini, Kemenpora justru mengabarkan bahwa delegasi  FIFA dan AFC akan berkunjung ke Jakarta besok. Kabarnya, mereka akan membereskan sejumlah masalah yang membelit PSSI. Rencana kunjungan delegasi FIFA dan AFC itu diketahui melalui surat yang diterima oleh Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto, Selasa (9/4/219).
Ternyata, surat tersebut sekaligus menjawab pertanyaan dari Gatot pada 5 April 2019. Karena sebelumnya, Gatot, yang mengatasnamakan perwakilan pemerintah Indonesia, bersurat kepada Sekretaris Jenderal FIFA, Fatma Samba Diouf Samoura.
Dalam surat, Gatot menanyakan peluang perwakilan FIFA untuk duduk satu meja dengan pemerintah Indonesia saat berkunjung ke Jakarta. Kemenpora berharap bisa membahas kondisi PSSI bersama FIFA.
Gayung bersambut. FIFA dalam surat balasannya malah meminta agar pertemuan pada tanggal 10 dan 11 April 2019 dengan Kemenpora tersebut, juga dihadiri Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria.
Kabar ini, Â bagi publik sepakbola nasional tentu sangat menohok. Karena lagi-lagi PSSI memang tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.
Urusan KLB saja, PSSI menyatakan masih menuggu kabar dan rekomendasi dari FIFA. Namun, FIFA dan AFC justru hadir ke Jakarta atas undangan pemerintah (Kemenpora).
Apa maksud dari hal ini? Bahkan atas undangan Kemenpora, dalam balasannya, FIFA juga meminta kehadiran Sekjen PSSI dalam pertemuan besok.
Artinya, FIFA dan AFC pun sudah sangat prihatin atas kondisi PSSI yang selalu bermasalah di mata FIFA dan sepakbola dunia.
Bila ditelisik, tidak ada Federasi Sepakbola dari negara lain, yang bolak-balik bermasalah seperti PSSI apalagi dalam urusan KLB.
Jadi, sikap Kemenpora barangkali bisa dianggap benar, karena PSSI dan sepakbola nasional dalam kondisi darurat.