Lalu mau memilih pemain dari mana? Dari kompetisi yang masih karut marut? Atau comot pemain dari sana-sini, atau pemain juga sudah disiapkan oleh PSSI.
Apa sebetulnya yang ada dalam pikiran para pengurus PSSI, hingga kejadian semacam ini terus berulang.
Masa Timnas harus terbentuk selalu secara instan dan karbitan, karena salah waktu memilih dan menunjuk pelatih, maka pelatihpun tak punya waktu untuk memilih pemain terbaik yang memiliki standar intelegensi dan personaliti untuk kelas dan level Timnas.
Akan terus berputar, publik sepakbola nasional menyaksikan laga Timnas di semua level dengan pemain-pemain yang hanya mengandalkan fisik dan otot, miskin pemain Timnas yang cerdas dan berkarakter. Sampai kapan?
Memilih pelatih Timnas dengan cara instan, preatasi Timnas hanya impian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H