Wayang Tavip memang belum begitu populer di kalangan masyarakat, berbeda ketika mendengar wayang golek atau wayang kulit. Namun, bagi sebagian pecinta wayang, kehadiran wayang ini telah menjadikan wacana tersendiri, karena menjadi inovasi yang berbeda seperti halnya wayang konvesional.
Melalui dukungan Djarum Foundation, BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif), Pusat Kesenian Jakarta-Dewan Kesenian Jakarta Komisi Teater, Bapak N. Riantiarno, Ibu Ratna Riantiarno, Bapak Handoyo, Bapak Butet Kertaradjasa, BLK (Balai Latihan Kesenian) Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, Rumah Kaldera Depok, Joglo Nusantara Wayang Tavip kembali digelar.
Secara berturut-turut, pementasan telah berlangsung  sejak 11 Agustus 2018 di Balai Latihan Kesenian Jakarta Selatan, Jl. Asem Baris Raya No. 100, Kebon Baru, Tebet. Kemudian pada 17 Agustus 2018, di Taman Kaldera (Markas Komunitas Wayang Potehi) Jl. Jatijajar No. 1, Kecamatan Tapos. Depok, Jawa Barat.Â
Selanjutnya, 18 Agustus 2018, di Balai Latihan Kesenian Jakarta Timur, Jl. Haji Naman no. 17, Pondok Kelapa, Duren Sawit. Lalu, 19 Agustus 2018, di Joglo Nusantara Setu Pengasinan, Jl. Utomo No. 41, Pengasinan, Sawangan Depok, Jawa Barat.Â
Ditutup pagelaran pamungkas pada 22 Agustus 2018, di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat., Jl. Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat.
Budi Ros dan Beringin Setan
Budi Ros pun sekaligus berlaku sebagai aktor utama memerankan Sang Dalang. Pementasan menjadi semakin bergigi, karena Budi Ros sekaligus berduet dengan putri tunggalnya Sekar Dewantari di atas panggung.
Budi Ros yang bermukim di Puri Anggrek Mas, Jalan Anggrek VI C Blok E1 No.2 Pancoran Mas Depok, adalah aktor senior Teater Koma Angkatan V (1984-1988), satu angkatan dengan Tuti Indra Malaon, Tarida Gloria, Robby Tumewu, Subarkah Hadisardjana, dll.
Budi Ros yang pernah menjuarai lomba penulisan naskah drama Dewan Kesenian Jakarta, adalah aktor handal yang senantiasa memerankan tokoh sentral di Teater Koma. Peranan menjadi dalang dalam setiap lakon pergelaran Teater Koma pun menjadi santapannya. Karenanya Budi Ros pernah berucap dan bersyukur karena dijebloskan oleh Sang Suhu N. Riantiarno menjadi dalang.Â
Ibarat asam di gunung, garam di lautan, maka ketika hadir Wayang Tavip menjadi wadah yang sangat tepat bagi Budi Ros untuk mengekspolrasikan diri menjadi dalang sebenarnya, yaitu menjadi Ki Dalang Budi Ros dalam balutan Wayang Tavip.