Seharusnya, ada paradigma bahwa semua pemain saat menyerang adalah striker, jadi semua dapat mencetak gol.
Mengapa tidak mencoba pemain sayap yang ada geser menjadi striker. Mengapa Sang Jenderal lapangan saat di bawah asuhan Indra dinomorduakan oleh Milla?
Timnas U-23 di Anniversary hanya menang kecepatan dan gemar umpan panjang. Hilang tiki-taka yang menjadi ciri pemain anak-anak muda ini. Masih ada pemain kampungan.Â
Lalu, Milla juga salah memilih pemian senior. Berikutnya dalam persiapan menuju Asian Games, akankah Milla benar-benar dapat bertindak sesuai hati dan pikiran publik sepakbola nasional.
Barangkali bila U-23 dipegang Indra, bisa jadi stadion akan terisi penuh. Gol-golpun akan indah tercipta.Â
Sayang, Milla  orang asing, masih kalah analisis di banding publik sepakbola nasional dalam memilih pemain dan meracik tim.Â
Yah. Andai saja U-23 di pegang Indra.