Yang saya maksud target audiences adalah khalayak yang terdiri dari publik sepakbola nasional dan Klub-Klub Liga Indonesia serta stakeholder terkait. Bahkan, interaksi antara PT LIB dan PSSI dengan khalayak menyoal program-program sepakbola nasional di tahun 2018 yang sangat padat sekadar bersifat transaksional, aliasseperti jual-beli produk saja.
Tengok apa saja dosa-dosa PT LIB. Tahun sebelumnya seenaknya mengubah regulasi kompetisi menyoal pemain U-23. Lalu, nunggak uang subsidi dan hadiah ke klub Liga 1 dan 2. Tidak ada informasi PT LIB menggandeng perusahaan audit mana hingga  harus bermasalah dalam urusan keuangan sponsor.
Ironisnya, sponsor Liga tahun 2018, justru sama seperti sponsor tahun 2017. Artinya, seharusnya tidak terjadi persoalan dengan pihak sponsor. Tapi fakatanya PT LIB nunggak. Karena nunggak jadwal kompetisi molor sampai empat kali. Buntutnya Kemenpora mengancam PSSI, PSSI mengancam PT LIB, klub juga mengancam PT LIB.
Hebatnya lagi, PT LIB masih percaya diri membuat regulasi baru Liga 1 2018. Membuat regulasi ancaman bila klub mundur dan ancaman denda. Tapi jangankan menyebut keuntungan Liga 1 dan 2 tahun 2017, uang subsidi saja nunggak. Malah pempimpin PT LIB yang juga Ketua Panitia Piala Presiden tidak dapat berbuat sama untuk persoalan keuntungan. Piala Presiden untung dan terpublikasi di media massa. Liga 1 dan 2 tahun 2017 tidak jelas laporannya, tidak terpublikasi, dan nunggak utang.
Kini, PSSI justru memastikan tanggal 7 April 2018 Piala Indonesia akan diputar. Di luar dari persoalan benturan waktu dan sebagainya, bila Klub Liga 1 dan 2 sudah menyiapkan diri, malah sudah rugi karena kompetisi molor, maka klub Liga 3 tentu akan tergopoh-gopoh menyiapkan diri mentas di Piala Indonesia. Bisa ditebak, bagaimana perbandingan kualitas tim Liga 1, 2, dan 3 nanti.
Manajemen waktu dan kebiasaan?
Wahai PT LIB dan PSSI, sesungguhnya kehidupan sudah sangat adil memberikan jumlah waktu yang sama untuk kita semua. Manajemen waktu yang baik, merupakan keterampilan yang sangat membantu program-program berjalan sesuai waktu dan aturan, serta berkualitas.
Bila manajemen waktu tidak terkontrol dan tidak terkelola di dalam prioritas, maka waktu tidak akan pernah ada untuk mencapai apa-apa yang diimpikan. Alat kontrol waktu yang paling efektif adalah perilaku dan kebiasaan diri di dalam disiplin prioritas. Bila perilaku dan kebiasaan diri sudah tahu kemana dan dimana, maka diri dengan mudah dapat mengalir bersama waktu untuk mendapatkan apa-apa yang dicari. Apa yang dicitakan, apa yang diprogramkan, dan apa yang diimpikan!
Tujuan adalah tempat diri harus mengalir bersama waktu. Bila tujuan tidak jelas ataupun kurang tepat, maka diri akan membuang-buang waktu, dan akan mengalir di dalam kebingungan prioritas yang saling bertentangan. Gunakan waktu dengan bijak dan jangan mengabaikan penetapan tujuan yang sederhana dan jelas.
Siapkan diri untuk bisa melayani tujuan dengan sistem kerja yang meminimalkan waktu, tenaga, upaya, dan sumber daya. Miliki etos kerja dan etos kehidupan yang mampu menciptakan keseimbangan kerja dan kehidupan. Jadikan klub, stakeholder terkait, dan seluruh publik sepakbola nasional sebagai mitra, partner,atau kolaborator, bukan audiences tempat mengambil keuntungan. Maka, program sepakbola nasional yang mengindustri tergaransi.
Â