Gelimang kompetisi sepakbola usia dini (di bawah usia 13 tahun) terus menggelora. Siapa para aktor yang menjadikan pesepakbola talenta-talenta muda Indonesia mendapatkan panggung sebenarnya, yaitu arena mereka mengembangkan bakat dan minatnya dalam olah raga yang memiliki penggemar terbesar di Indonesia dan dunia?
Kids' Soccer Tournament adalah sejarah
Setelah puluhan tahun saya mengamati pergerakan pelatihan, pembinaan, festival, turnamen, hingga kompetisi, persisnya sejak awal mula sebutan SSB muncul, yaitu dalam kancah Kids` Soccer Tournamen" yang diikuti oleh 16 SSB se-Jabodetabek yang direkomendasi oleh Direktur Pembina Usia Muda PSSI saat itu (Almarhum Ronny Patinasarani) dengan dukungan penuh sponsor utama Matahari Department Store tbk., plus dukungan spesial media sekelas Tabloid GO.
Saat itu sungguh sangat indah melihat kolaborasi antara PSSI dengan Direktur Pembina Usia Muda yang langsung bergerak turun, Matahari Department Store tbk. mendukung dengan gelontoran dana, lalu Tabloid GO menjadi corong publikasi.
Yang menarik, saat itu, di organsasi PSSI, meski SSB belum hadir dalam konsep pembinaan persepakbolaan akar rumput, apalagi adanya pemikiran mengenai wadah pembinaan dan pelatihan  bernama SSB, Namun, Ronny justru bergeming dengan menghadirkan inovasi turnamen Kids` Soccer Tournamen" ini.
Lebih menarik lagi, ternyata 16 SSB yang mewakil Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok. (Saat itu Depok belum menjadi anggota Jabodetabek, hingga akhirnya saya mengusulkan lahirnya akronim Jabodetabek melalui artikel di Harian Warta Kota, Kamis, 11 Mei 2000), ternyata belum semua bernama SSB, dan masih berbentuk klub, karena memang sebutan dan nama SSB belum familiar. Oleh Ronny, kecuali ASIOP Apacinti, dari 15 peserta lain yang belum bernama SSB, semua berganti baju menjadi berlabel SSB.
Yah, Kids` Soccer Tournamen", adalah tonggak kebangkitan sepakbola akar rumput Indonesia, tonggak hadirnya sebutan SSB, tonggak turnamen usia muda pertama di Indonesia, dan tonggak hadirnya sponsor dana dan sponsor media terbesar perdana juga. Setelah itu, ke mana PSSI?
Mungkin publik sepakbola nasional tidak banyak yang ingat atau mencatat, bahkan PSSI sendiri barangkali tidak memiliki catatan bahwa peristiwa Kids` Soccer Tournamen" adalah peristiwa bersejarah bagi kelahiran sepakbola akar rumput (usia dini dan muda) dengan wadah bernama SSB di Indonesia.
Upaya standarisasi SSB/Akademi
Sejak hadirnya Kids` Soccer Tournamen", wadah pembinaan akar rumput menjamur. SSB bertebaran di setiap provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, kelurahan, rukun warga (RW), hingga di area rukun tetangga (RT) seantero nusantara, seluruh Indonesia.
Bak air bah, wabah SSB begitu membludak, hingga akhirnya saya mendorong PSSI agar melakukan pengawalan terhadap aset persepakbolaan akar rumput Indonesia dengan menulis artikel Memantapkan Kedudukan SSB (Selasa, 10 Agustus 1999) di Tabloid GO. Tak henti saya mengangkat persoalan SSB dan yang melingkarinya melalui artikel-artikel di Tabloid GO dan lainnya. Namun, pembinaan di wadah yang bernama SSB nyatanya tetap harus berjalan di luar cengkaraman program PSSI.