Thailand bukanlah lawan berat bagi Garuda Nusantara. Disiplin menjaga kedalaman dan area bertahan, tidak ceroboh, cerdas bermain, cerdas mental, dan mengusai permainan akan mengantar sukses Garuda Nusantara U-19 meraih tiket final Piala AFF U-18 2017.
Jadikan pengalaman baik dan pengalaman buruk selama fase grup. Bermain ngotot seperti melawan Myanmar saat kedudukan sudah tertinggal, tapi dapat memebalikkan keadaan lalu menang. Bermain lepas seperti membantai Filipina dan Brunei. Lalu, lupakan pengalaman buruk ditekuk Vietnam, maka Egy dan kawan-kawan akan melesat mengukir kemenangan.
Mengapa bukan lawan berat?
The War Elephants kini tidak perlu lagi ditakuti. Boleh saja dalam beberapa dekade timnas Thailand juga mendapat julukan Raja Sepakbola Asia Tenggara, namun seiring berputarnya waktu, kisah kedigdayaan timnas Thailand sudah luntur.
Dalam rilis FIFA terbaru, 14 September 2017, untuk tingkat ASEAN, Filipina masih tetap memimpin sebagai yang terdepan dengan perolehan poin 123 disusul Vietnam 130. Thailand sendiri tercecer diurutan ke tiga dengan poin 137. Berturut-turut di bawahnya bercokol Myanmar 152, Singapura 162, Laos 166, dan Malaysia 166.
Kendati posisinya berhasil naik enam peringkat dengan poin 169, karena berhasil menahan Fiji dalam laga uji coba resmi FIFA, timnas Garuda tetap saja dikangkangi oleh 7 negara tersebut.
Namun, perlu diketahui oleh publik sepakbola nasional, FIFA membuat ranking sepakbola dunia, lebih berpatokan kepada prestasi sepakbola timnas senior di setiap negara, jadi perhelatan semi final Piala AFF U-18 di Myanmar antara Thailand versus Garuda Nusantara sore nanti, Jumat (15/09/2017), menyoal ranking FIFA boleh dilupakan dulu.
Dalam sepakbola usia muda/yunior, persaingan dan posisi timnas negara-negara ASEAN, justru tidak sesignifikan ranking FIFA. Semisal, mengacu pada hasil SEA Games Malaysia 2017, empat timnas U-22 yang masuk babak semifinal adalah Thailand, Malaysia, Myanmar dan Indonesia.
Bila dilihat dari peringkat FIFA, timnas Garuda berperingkat paling rendah, tapi nyatanya berhasil masuk semi final meski kalah melawan Malaysia, dan akhirnya menduduki peringkat 3 dengan mendandaskan Myanmar. Thailand boleh saja memuncaki SEA Games 2017 menggondol emas, dengan mengandaskan Malaysia 1-0, tapi kemenangan Thailand adalah hadiah dari Malaysia karena gol bunuh diri. Padahal dalam fase grup, Thailand hanya bernasib beruntung berhasil mengimbangi Evan Dimas dan kawan-kawan dengan skor 1-1 karena Hansamu lengah dibarisan belakang hingga gol yang diciptakan Thailand hanya karena blunder penjaga gawang.
Sebelumnya, bahkan di kandangnya, andai saja tidak dibantu hujan dan buruknya lapangan, dalam perehelatan Pra Piala Asia U-22, Thailand juga dengan susah payah menahan imbang tim asuhan Luis Milla ini.
Dalam Piala AFF U-15, Thailand juga kesulitan menumbangkan penggawa Garuda, meski akhirnya memenangi pertandingan dengan skor 2-1, itupun diraih dengan susah payah.