Mohon tunggu...
Suparno Jumar
Suparno Jumar Mohon Tunggu... Relawan - Warga negara kecil, berkarya kecil semoga bermanfaat bagi kehidupan

...satu lawan terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit...

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sampah di Tengah Aliran Sungai Ciliwung

30 Oktober 2020   21:43 Diperbarui: 30 Oktober 2020   21:47 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Relawan Sungai Istirahat Usai Angkat Sampah

PERNAH terbayang, berapa banyak sampah yang dibawa aliran sungai?Jika belum, saya akan sedikit cerita.

Adalah perjalanan sampah dari rumah. Fasilitas pembuangan sampah mash minim, kesadaran rendah, kurangnya pengetahuan, masa bodoh. Sampah dibuang di kebun, sub-das, tepi sungai. Ketika hujan, sampah-sampah terbawa aliran. 

Di antara sampah-sampah itu tersangkut pada rumpun bambu, tersangkut pada batu, dan sebagian lagi sangat mungkin terbawa ke hilir hingga masuk lautan.

Sampah yang tersangkut biasanya adalah sampah plastik, tali, kawat, kain, ban, kabel. Repotnya ketika sampah-sampah itu tersangkut batu besar ditengah arus sungai. 

Sampah-sampah itu sailing menempel dan memilin. Untuk membersihkan batu-batu harus ekstra hati-hati dan penuh strategi. Perlu alat bantu berupa golok dan gunting kawat baja. 

Ketika perlahan lilitan sampah dapat diurai, proses selanjutnya adalah memindahkan ke darat untuk selanjutnya diangkut ke Tempat Sampah Akhir (TPA).

Relawan Menarik Sampah
Relawan Menarik Sampah
Sampah-sampah ini berpotensi menyulut bencana apabila dibiarkan. Bencana banjir akibat aliran sungai tersangkut dan bencana ekologi karena mengganggu ekosistem sungai. Sampah ini juga mengeluarkan bau tidak sedap, terutama ketika musim kemarau. Aliran kecil, endapan lumpur menempel padanya.

Sudah seharusnya kita sama-sama sadar bahwa gaya hidup harus direm kuat-kuat. Kita berharap kepada siapa kalau sampah yang terlihat disekitar saja tidak pernah tuntas. Kita bersama-sama saling mengingatkan, saling membantu, gotong royong untuk masa depan anak-anak dan keturunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun