EKSPEDISI kecil ini bertujuan untuk memetakan titik timbunan sampah di tepi sungai, pemukiman yang membuang limbah kamar mandi, toilet dan dapur. Medan yang dilalui di sungai yang membutuhkan kehati-hatian. Karena sering kali tim harus menyeberang sungai dengan aliran deras.
Sementara batu-batu didasar sungai juga bisa mengancam keselamatan. Setelah data semua titik timbunan, pembuangan sampah dan limbah lengkap berikut foto-fotonya, kemudian disusun menjadi sebuah bahan presentasi. Bahan ini akan dipresentasikan oleh team Satuan Tugas (Satgas) Naturalisasi Ciliwung dihadapan Pemerintah Kota Bogor. Ini sebagai respon Pemerintah Kota Bogor atas masukan dari relawan Bogor Ciliwung Community. Ciliwung River Walk ini dilakukan sepanjang sekitar 15 kilometer dengan melintasi 13 kelurahan di Kota Bogor.
Etape I dan II dilakukan oleh beberapa relawan Bogor Ciliwung Community. Pada etape I dan II saya tidak bisa bergabung karena suatu urusan. Baru pada etape III dan IV saya bergabung.
Selasa, 20 Nopember 2018
Kebetulan, karena ini adalah hari libur nasional di Inonesia, saya menyempatkan diri bergabung bersama relawan Bogor Ciliwung Community dalam Satuan Tugas Naturalisasi Ciliwung. Tim berkumpul di kantor Rekam Nusantara Foundation. Setelah team berkumpul, perjalanan dimulai. Start River Walk dimulai dari Dam Cibagolo sekitar jam 07.30 dengan melewati sisi timur Ciliwung di Bantarjati dan sisi barat Ciliwung di Pabaton. Medan yang dilalui cukup menantang karena tidak ada jalur khusus untuk dilewati pejalan kaki.Terkadang lewat sisi sungai yang licin, jalan setapak dan harus naik dinding sungai. Mulai di sekitar Pabaton dan Tanah Sareal, tim harus menyeberangi sungai. Hari ini, kondisi air Ciliwung agak keruh. Sehingga, team harus hati-hati. Kondisi batuan di dasar sungai tidak terlihat, bisa saja kaki team terjepit pada celah batu yang licin. Ini sangat berbahaya, karena bisa saja melukai.
Sepanjang River Walk hampir tidak ada tempat di sekitar sungai yang tidak ada sampahnya. Bahkan, beberapa titik pembuangan sampah sudah bermula dari titik start. Ada beberapa titik pembuangan sampah yang sangat mencolok, karena di titik itu, sampah dibuang hingga menumpuk. Diduga sudah berlangsung sangat lama.
Menjelang tengah hari, team sampai di Pasar Induk Jambu Dua. Melewati celah sempit diantara pedagang ikan, team turun lagi ke sungai. Aroma tak sedap langsung menyerbu indera penciuman. Sampah dari pasar campur aduk. Team juga menjumpai sebuah batang pohon cukup besar hanyut terbawa banjir dan melintang berselimut sampah dibawah Jembatan akses menuju ke Pasar Induk Jambu Dua.
Diteruskan dengan menyusuri sungai di sebelah barat. Karena tidak bisa jalan lurus, team menyeberang sungai.cukup dalam dengan aliran cukup deras. Lagi-lagi team harus hati-hati. Jalur berpindah di sisi timur sungai hingga Jembatan Situ Duit. Tiga anggota team berhasil naik menuju jalan lewati besi tiang penyangga jalur fasilitas fiber optik. Sementara dua anggota team menyeberangi sungai untuk sampai ke atas.
Ya Tuhan... Horor sampah dan limbah manusia masih hebat. Satu sudut lahan kosong yang berada di sebelah barat bisnis eceran pakain penuh dengan sampah plastik sisa kemasan pakain. Sementara sudut yang lain, aroma kotoran manusia menyerbu hidung angota relawan.
Drama sampah dan manusia di Ciliwung masih berlanjut. Beberapa titik pembuangan sampah di jumpai di sebelah barat sungai (Kedungbadak) dan timur sungai (Cibuluh). Kondisi paling menyeramkan ada dua titik di Cibuluh dan satu titik di Kedungbadak.
Di lokasi ini, team dibagi dua. Satu team lewat barat (Kedungbadak) dengan tiga orang menyeberang sungai. Sementara team lain lewat sisi timur di Cibuluh. Duhh... Aroma kotoran manusia yang jatuh dari lubang paralon menyerang bertubi-tubi.