JEMBATAN Â Situ Duit menurut catatan sejarah, jembatan ini dibangun oleh Belanda pada sekitar tahun 1880. Dahulu, ini adalah satu-satunya akses jembatan yang menghubungkan Jakarta dan Bogor. Jembatan ini berada di jalan Jenderal Ahmad Yani dan berada di tiga kelurahan berbeda. Sisi Timur sebelah Selatan jalan berada di kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara.Â
Sisi Timur sebelah Utara jalan berada di Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara. Sementara sebelah Barat berada di kelurahan Tanah Sareal, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Jembatan memiliki lebar sekitar 8 meter dan panjang tidak lebih 100 meter. Jembatan dibagi dua jalur yang bisa dilewati bersamaan oleh dua kendaraan roda empat atau lebih. Lalu lintas kendaraan di jembatan ini cukup banyak dan bisa dikatakan cukup sibuk.Â
Bahkan, jembatan ini sering dilewati oleh truk kontainer dari dan ke lokasi industri ban Pt. Good Year Indonesia. Ini menjadi bukti, bahwa jembatan ini sangat vital bagi jalannya roda perekonomian masyarakat.
Sungai Ciliwung pada 5 Febuari 2018 Â lalu mengalami banjir besar.Pada saat banjir, permukaan air sungai Ciliwung perlahan naik. Banjir juga membawa aneka jenis sampah. Bahkan, beberapa batang pohon, bambu, pintu tersangkut besi kontruksi jembatan.Â
Hingga akhirnya aneka sampah terus menumpuk dan menghambat aliran air. Puncaknya, untuk pertimbangan keselamatan, pemerintah kota menutup jembatan sementara bagi semua kendaraan. Ketika banjir surut, jembatan kembali bisa dilewati oleh semua jenis kendaraan.Â
Setelah 10 bulan berlalu, sampah yang menyangkut di besi kontruksi jembatan belum pernah tersentuh sama sekali. Penyebabnya;
1. Sampah tidak terlihat dari atas jembatan.
2. Akses menuju bawah jembatan sangat sulit dan berbahaya.
Atas dasar itu, relawan Komunitas Peduli Ciliwung berinisiatif mengajak bekerjasama membersihkan sampah di bawah jembatan sebagai pencegahan munculnya bahaya atau kerugian yang mungkin akan terjadi bila banjir pada 5 Febuari akan terulang. Berikut catatan operasi evakuasi sampahnya:
Sabtu, 17 November 2018. Operasi pertama kali ini penuh perhitungan. Tim beradaptasi dengan medan yang cukup sulit dan berbahaya. Sulitnya karena tim harus menuruni tembok dengan sudut 90 derajat.Â