Arloji yang dia pakai, ternyata salah satu arloji dengan harga cukup tinggi di tahun 2000an. Arloji dia peroleh di pasar senthir Klithikan di bilangan Pasar Beringharjo kala itu. Dia beli dengan harga cukup 150ribu saja.
Si John berubah pikiran. Jam Tangan buluknya dia lego ke mas mas yang ngasih no telpon. Uang dari penjualan separuh di tabung dan separuhnya dia belikan jam tangan di Klithikan lagi. Dia borong saat itu. Siapa tau jadi berlipat lipat.
Arloji yang dia borong ternyata tidak semuanya bernilai fantastis.
Mulai saat itu si John mulai belajar dunia Horologi.
Konon, saat ini koleksi arlojinya paling banyak di Jogja.
* Kisah hanya ilustrasi syukur mendekati kebenaran.
* Salam untuk Si John yang lama tidak bertemu.Â
Bantul. 21022018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H