Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengertilah Kopiku!

9 Oktober 2021   17:03 Diperbarui: 9 Oktober 2021   17:12 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secangkir kopi ini mengingatkanku tentang nilai
Menebarkan aroma yang bersandar pada angin
Seduhan pertama dari gilingan biji yang dituai
Air mengaduk panasnya suhu agar teruai rasa penuh ingin

Secangkir kopi kadang berubah menjadi segelas kopi
Mengharumnya kopi tak bisa dilupakan dari pengorbanan
Gilingan, air, gelas dan cangkir mungkin tak pernah iri
Karena mereka menjadi sempurna dengan menjadi dirinya

Kepopuleran tak menjadikan kopi menjadi padi atau melati
Kopi tetaplah kopi yang memberi rasa pahit pada hidup
Ia bisa manis jika bermesraan dengan gula yang mengerti
Bahkan bersinarnya kopi tak mampu memberikan cahaya yang redup

Menjadi diri sendiri adalah jawaban dari setiap pertanyaan sederhana
Menjadi manfaat bagi lingkungan adalah sumbangan terbesar dalam hidup
Hingga tak ada waktu untuk membandingkan kopi dan air yang selalu berbeda
Hanya kita perlu waktu untuk menyesuaikan setiap peran dalam hidup

Cobalah untuk mengerti lewat akal, hati dan jiwa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun