Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merindukan Cinta

23 Agustus 2021   21:24 Diperbarui: 23 Agustus 2021   21:23 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat malam tiba aku tersadar dalam malam yang sunyi
Bulan menebar pesona cahaya yang hanya sesaat
Ruang kosong mulai merindukan cinta yang tak bertepi
Relung hati menyisakan rasa yang selalu melekat

Disaat aku menyelami terang bulan yang menembus kamar
Dia sepertinya tersipu malu karena hanya sejenak memberi harapan
Jiwa ini mulai menerbangkan asa diruang penuh cadar
Meski terlihat namun rindu ini tak bisa dijelaskan

Cahaya malam mulai memberikan ruang bagi embun
Disaat kesegaran mulai hadir memberi dahaga yang pernah ada
Mentari seolah yang tak sanggup memberi kesempatan ampun
Melepaskan cinta menuju titik terik matahari bersama jiwa

Jiwa bertemu sang kekasih dibawah cahaya yang melepaskan bayangan
Rindu kepada cinta terasa bergelora dan berbunga
Meski cerita cinta selalu hadir disetiap sudut ruangan
Ruang rindu selalu memberikan hasrat untuk bertemu jua

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun