Butuh kecerdasan sosial dalam menyikapi pandemi saat ini agar tetap survive dan mampu bertahan. Ungkapan tersebut sejalan dengan apa yang pernah disampaikan oleh Charles Darwin, bahwa yang bertahan bukanlah yang kuat, tetapi yang bisa beradaptasi.Â
Disini kita bisa menarik kesimpulan awal bahwa peluang dari setiap kondisi yang terjadi dimuka bumi ini selalu ada yang terpenting adalah kemampuan kita beradaptasi dengan kondisi apapun atau istilah yang sekarang sering disebut agile.
Agility mesti dimiliki oleh setiap entitas agar mampu survive, tumbuh secara berkesinambungan dalam kondisi apapun termasuk pandemi saat ini. Beberapa peramal ekonomi atau istilah kerennya analis ekonomi banyak yang memproyeksikan bahwa tahun 2021 situasi pandemi akan mulai melandai sehingga peluang pertumbuhan ekonomi akan lebih baik baik dari tahun 2020.Â
Alih-alih tumbuh justru hantaman varian delta covid19 menjungkirbalikan harapan tersebut. Indonesia menjadi negara dengan tingkat terpapar yang cukup tinggi sehingga beberapa negera melakukan travel warning dari dan ke Indonesia, bahkan ada yang memulangkan warganya.Â
Tentu hal tersebut menjadi tamparan sekaligus pelajaran bagi kita agar tetap waspada meskipun saat ini kondisi peningkatan penderita mulai terkontrol dengan turunnya tingkat warga masyakarat yang terpapar covid19.
Tak pelak lagi memang perlu kreatifitas dan inovasi dalam mengelola situasi saat ini. Kolaborasi menjadi salah satu kata kunci yang perlu kita renungkan seperti yang pernah dicetuskan oleh  Etzkowitz dan Leydersdorff lewat Triple Helix-nya (Pemerintah, Akademisi dan dunia Usaha) yang kemudian dalam implementasinya berkembang menjadi Penta Helix.Â
Kolaborasi menjadikan setiap entitas mengharuskan mampu mengukur kondisi internal yang dimiliki agar bisa dilengkapi oleh faktor eksternal. Kolaborasi ini juga meniscayakan adanya stakeholder management yang disesuaikan dengan pihak -pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh setiap entitas.Â
Mengukur pihak -pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi mengantarkan setiap entitas mampu mengambil langkah-langkah yang efektif dalam mengimplementasikan model stakdeholder management.Â
Sehingga mapping stakeholder perlu dilakukan agar pihak - pihak yang mempunyai kepentingan lebih besar terhadap tumbuh dan kembangnya sebuah entitas menjadi skala prioritas untuk dilakukan treatment sesuai dengan karakteristiknya.Â
Hal tersebut sangat membantu dalam menyesuaikan sumber daya yang dimiliki oleh sebuah entitas.
Pihak -pihak yang merupakan stakeholder yang perlu diperhatikan dalam kontek Pentahelix diantaranya Pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media. Pihak - pihak tersebut secara umum sangat mempengaruhi dan mampu dipengaruhi untuk menjaga eksistensi sebuah entitas baik secara langsung maupun secara tidak langsung.Â