Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Manusia Mengenal Kemanusiaan

21 Mei 2021   00:58 Diperbarui: 8 Juli 2021   08:15 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit biru berbalur awan menyelimuti batas teratas bumiKeindahan angkasa berubah mencekam seperti kilatan cahayaKilatan itu bukanlah pancaran bintang atau bulan yang selalu dinanti
Suara gemuruh menemani kerlap kerlip cahaya diangkasa

Itukah yang dinamakan perang!
Haruskah kematian menjadi alasan atas nilai kemanusiaan
Janganlah kau menjadi dungu saat menjalani peran atas kuasa wenang
Karena pemenang tak perlu bersembunyi dibalik topeng kemunafikan

Satu nyawa adalah rasa kemanusiaan yang dijaga satu sama lain
Sedangkan kebebasan adalah jalan terbaik menuju cinta
Janganlah lupa saat merasa diatas angin
Karena jalan terjal akan selalu menghantui petaka

Penjajahan harus dihapuskan!
Tak ada guna menang dengan menegasikan kemanusiaan
Jangan pula mencari jalan memecah belah cinta yang menjadi fitrah
Karena manusia akan menemukan kembali hati yang terbelah

Mungkin hari ini kau menang!
Tetapi kemenangan semu akan selalu menakutkan
Tak ada ruang bagi penjajahan diatas bumi yang terbentang
Karena kemanusiaan akan menjaga nurani ditaman keindahan

Berjuanglah kawan dan jangan lelah!
Meski kau lakukan seperti semut kepada nabi Ibrahim
Ada hikmah yang selalu membayar peluh dengan upah
Yakinlah kontan selalu dibayar dengan rahman dan rahim


Temukanlah kemanusiaan pada dirimu!
Karena keindahan adalah kesementaraan yang selalu menggoda
Janganlah kau bernafsu menguasai yang indah lagi semu
Sedang senyuman memberi bahagia pada kita yang selalu mengada

Tersenyumlah dengan Akal!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun