Cermin (Cerita Mini)
PAK LURAH MULAI MOVE ON
Supardi HR
Minggu pagi  itu  sangat cerah. Angin dingin menembus pori jendela depan. Mantan Pak lurah Sarjono duduk di ruang tamu sambil menikmati kopi hangat. Namun, kehangatan secangkir kopi itu belum juga menghilangkan perasaan sedihnya. Kepergian istri keduanya 4 bulan yang lalu,  masih membekas di hatinya.  Karena Pak Sarjono sangat mencintainya.
Walaupun demikian ia akan berusaha melupakannya. Karena tidak mungkin istrinya yang telah meninggal akan hidup kembali. Raga boleh berpisah namun cinta tak pernah hilang. Ia akan selalu mengingat dan mendoakan ketika sepertiga malam tahajud.
Pulang kampung adalah salah satu healing yang dipilihnya.  Selama di desa Sukaraja, yang nota bene adalah  tanah kelahirannya Pak Sarjono berharap bisa move on. Keindahan alam yang sejuk dan air kali yang bening , mengingatkan 25 tahun yang lalu ketika masih anak-anak bermain bersama. Berenang dan juga main layangan.
Kenangan indah masa kanak-kanak itu teringat kembali oleh Pak Sarjono. Sehingga ia akan menghabiskan waktunya beberapa minggu di Sukaraja. Dengan naik sepeda onthel, ia berkeliling dusun menyusuri kampung-kampung yang dulu pernah dilalui ketika sekolah di SD.
Matahari mulai menyengat. Hari mulai siang. Pak Sarjono pun ingin mampir di sebuah warung di pinggir sawah. Dimana tempat itu dulu sering jajan sama teman-teman waktu pulang sekolah zaman SMA.
Pak Sarjono pesan nasi pecel dan  teh manis. Tak waktu lama kemudian, keluar wanita separoh baya memberikan pesanannya nasi pecel dan teh manis.Pak Sarjono, kaget melihat wanita tersebut. Diam dan hanya menghela nafas panjang. Karena ternyata ia adalah mantan  waktu  SMA.
Bekasi, Minggu, 17 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H