Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Berangkat Haji Satu Orang, Yang Mengantar Satu Kampung

13 Juni 2023   05:32 Diperbarui: 13 Juni 2023   05:38 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumentasi humas 

Ibadah haji memang sungguh idaman umat Islam. Tidak banyak yang dapat kesempatan ke tanah suci. Sebab selain harus memenuhi syarat sehat secara fisik tetapi juga sehat secara finansial.

Mungkin dari 100 orang Islam, hanya 1 yang dapat kesempatan menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Benar-benar tidak sembarangan orang yang bisa ke sana. Walaupun, ada juga yang bisa ke tanah suci berkali-kali.

Karena langkanya momen itu, banyak yang ikut senang dengan keberangkatan haji, termasuk keluarga, saudara dan tetangga. Maka pemandangan yang umum terjadi kalau ada satu orang yang naik haji, banyak rombongan yang mengantar. Bisa satu RT, RW bahkan satu kampung. Ya, satu kampung yang mengantarnya. Itu ungkapan di tempat saya.

Kedatangan mereka sering jadi 'beban' karena yang haji harus keluar biaya untuk konsumsi, transportasi dan lainnya. Sampai harus keluar belasan juta. Mending kalau orang berpunya. Lha kalau orang biasa saja? Ya begitulah kondisinya.

Keberangkatan di alun-alun, maka alun-alun jadi macet. Radius satu bahkan dua kilometer streril dari kendaraan. Jalan-jalan dijaga polisi. Mobil atau motor tak bisa lewat kecuali sudah datang sebelum akses jalan ditutup.

Sampai-sampai jalanan lain membludak. Ikut macet. Warga sekitar yang mau beraktivitas pun jadi repot. Hm, apakah daya. Harus bersabar dengan kondisinya. Maklum, hanya setahun sekali momen itu terjadi.

Juga sebagai potret kerukunan masyarakat. Hidup guyup rukun meskipun ada pengorbanan yang harus dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun