Siswa sudah diberitahu tugas untuk PTS. Diberi waktu hingga tiga jam pelajaran. Dari 32 siswa setengahnya kebingungan dengan tugas. Baiklah saya pun menjelaskan lagi. Sampai tidak ada yang bertanya lagi tentang tugas.
Merasa sudah kenal saya pun keluar kelas. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas. Cukup lama saya tinggal. Saat tersisa satu jam pelajaran saya kembali ke kelas. Menanyakan progres tugas. Astaghfirullah... Pada belum selesai. Bahkan parahnya banyak yang belum mulai mengerjakan.
Jadi tadi dipakai waktunya?
Satu persatu saya panggil siswa. Menanyakan kesulitan apa yang mereka temui sehingga belum selesai mengerjakan.
Ada yang memang tidak mau mengerjakan karena bingung dengan tugasnya. Saya pun heran tadi sudah dijelaskan bahkan dikasih kesempatan bertanya. Jadi saya anggap siswa sudah jelas.
Ada juga yang belum mengerjakan karena sering diganggu temannya maka saya sarankan dia untuk mengerjakan di tempat yang terpisah. Solusi pun ditemukan.
Berapa siswa saya ajak untuk komitmen lagi. Menanyakan kapan kapan siap untuk dikumpulkan tugasnya. Â
Ada yang jawab jam 01.00, jam 02.00, dan jam 04.00. Baiklah saya mengalah lagi. Saya kasih mereka kesempatan untuk memperbaiki kesepakatan tadi.
Saya berpikir mereka akan serius untuk yang kedua kalinya. Tapi ternyata tidak semuanya berjalan dengan lancar. Tidak semuanya terwujud seperti yang diharapkan.
Ada yang mengumpulkan sore, ada yang bilang kuotanya habis, ada yang bilang error terus, kan ada yang tidak konfirmasi apapun.