Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cinta Suci Tak Akan Ingkar Janji

14 Februari 2019   20:18 Diperbarui: 14 Februari 2019   20:50 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ujian Kesabaran Cinta

Setiap orang diuji dengan ujian yang berbeda. Ada konsekuensi pada setiap pilihan hidup kita. Terlahir dari keluarga berkekurangan, ditambah memiliki potensi kecerdasan, Zahrana bertekad mengangkat harkat kedua orang tuanya. Dia harus jadi orang yang pintar agar tidak dilecehkan, seperti ayahnya yang seorang pekerja bersih-bersih, sering direndahkan dan diperlukan sewenang-wenang.

Zahrana pun berhasil membuat sejumlah prestasi. Lulus S1 di Fakultas Teknik UGMdan S2 di ITB, mendapatkan tawaran beasiswa S2 ke Belanda, hingga mendapatkan penghargaan bergengsi dari Tsinghua University, Cina.

Namun mengapa semu itu tidak membahagiakan kedua orang tuanya? Bahkan kepergiannya menerima penghargaan itu tidak diantar oleh orang tuanya. Ayahnya pun tidak menonton TV saat penganugerahan, padahal pejabat daerah, teman dosen, mahasiswa dan tetangganya antusias menonton. Ada apakah?

Tidak lain sikap orang tuanya adalah sebentuk protes atas sikap Zahrana yang dipandang mementingkan perasaan, terus menerus mengejar ilmu, namun melupakan kapan dia akan berkeluarga. Padahal dia sudah berkepala tiga. Zahrana, bagi ayah dan ibumu saat ini tidak memerlukan lagi penghargaan-penghargaan ilmiah itu. Yang mereka inginkan darimu adalah kamu segera berumah tangga, lalu memberi meeka cucu. (Hal 24).

Di Cina, Zahrana mendapatkan sambutan dan pelayanan yang terbaik. Sejumlah fasilitas kalangan atas didapatkan. Hal ini dibalas dengan penampilan yang memukau pada sambutannya dalam penganugerahan itu. Dunia memandangnya. Dunia kagum padanya. Namun telpon dari Lina, justru membuatnya ingin segera kembali ke tanah air. Sepulangnya dari Cina, Zahrana segera menemui orang tuanya.

Di usia 'darurat' pada 34 tahun itulah baru kemudian Zahrana sadar. Sekali ini dia harus mengalah untuk memenuhi harapan kedua orang tuanya. Namun sejak saat itu kemudian ujian cinta datang menerpanya berkali-kali. Disukai oleh dekannya sendiri, bahkan nekat melamar langsung ke rumahnya. 

Ada hal yang membuatnya tidak bisa menerima lamaran sang dekan meskipun secara kedudukan memiliki pangkat, jabatan, sudah naik haji, berpendidikan, dan bahkan akan mengumrohkan kedua orang tuanya.

Berat untuk menolaknya. Namun Zahrana tidak mau gelap mata. Rasa was-was karena usianya yang telah kelewat bukan lantas menerima siapa saja yang hendak meminangnya.  

Tawaran sang dekan ditolaknya meskipun dari pihak keluarga dekan sudah ramai-ramai datang ke rumahnya. Ayah dan ibunya pun bingung  serta heran dengan kemauan dan prinsip Zahrana. Namun sang dekan tidak terima dengan penolakan itu. Sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, Zahrana mengundurkan diri dari kampus, kemudian mengajar di pesantren.

Setelahnya, berkali-kali Zahrana menerima 'ujian' datangnya tawaran lamaran oleh seorang satpam dan tukang bengkel. Bukan masalah profesi dan kesejahteraan yang membuatnya menolak namun kepribadian dan akhlak mereka yang membuatnya tidak segera mengiyakan tawaran. Tidak sampai disana, ujian kembali datang, Zahrana ditawari untuk jadi isteri kedua oleh dosen temannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun