Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Metafora Jenderal Kardus

23 Agustus 2018   08:35 Diperbarui: 23 Agustus 2018   08:47 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : dir.indiamart.com

Dengan niat berjihad, pasti sudah menyiapkan kesabaran dan kesungguhan dengan kadar yang 'lebih' dari sekadar saja. Sebab kadang godaan melakukan black campaign itu begitu besar. Kadang teman atau sahabat hingga orang yang kita hormati,  melakukannya.  Lalu, dengan  alasan orang yang lebih 'pintar' melakukannya, membuat kita turut mengamininya. 

Kurangi debat kusir yang tiada ujungnya tiada pemenangnya. Hidup kita bukan melulu politik. ada banyak pekerjaan lain yang mesti kita selesaikan pula. Pahamilah bahwa seorang calon presiden adalah seorang manusia yang pasti memiliki kekurangan. Jika masing-masing sudah memiliki pandangan dan pilihan politik, sepertinya tidak perlu saling mempengaruhi. Jelas itu perbuatan yang mubazir. 

Kata meme yang viral,  dua perbuatan yang sia-sia yaitu memberi nasihat kepada orang yang jatuh cinta dan pendukung calon presiden. Orang yang jatuh cinta, segalanya terasa indah, dan semua tentang yang dicintainya selalu benar.  Begitu pula pendukung capres, apa pun yang dilakukan capresnya selalu benar.   Semua kemungkinan tertutup sudah dengan fanatisme.

Berpolitiklah dengan santun. Tidak perlu menjelek-jelekkan yang lain. Tidak usah saling menjatuhkan. Hindari perbuatan curang yang melegalkan segala cara supaya menang. Seperti kata Abdullah Gymnastiar,  politik itu hendaknya seperti perlombaan, bukan pertandingan. Keduanya berbeda. 

Dalam perlombaan, masing-masing peserta berupaya menang dengan  mengeluarkan kemampuan maksimal, tanpa mengalahkan lawan.  Namun, dalam pertandingan, semua peserta saling menjatuhkan atau mengalahkan lawan untuk menang. Seperti kata ungkapan,  Majulah tanpa menyingkirkan yang lain.  Naiklah tinggi tanpa menjatuhkan orang lain. Berbahagialah tanpa menyakiti orang lain. Fokus pada kelebihan dukungan kita, dan biarkan kelemahan lawan.

Akhir kata, walaupun sedikit pesimis, mari tetap berharap, semoga pilpres mendatang lebih sejuk dan santun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun