Mohon tunggu...
Politik

Jangan Alergi Quick Count

19 April 2019   15:29 Diperbarui: 19 April 2019   16:15 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang yg pernah sekolah, menghargai dan mencari ilmu saya sangat apresiasi quick count. Ini adalah hasil dari pemikiran, metodologi ilmiah yang prosesnya dikembangkan dengan baik oleh peneliti. Disiplin ilmu statistik.

Setelah beberapa tahun ada kenapa quick count dicaci maki? Kalau ada tudingan bayaran itu hal lain. Itu human error... atau hanya fitnah saja? Opini berantai yang kemudian jadi tranding?

Jika quick count ditiadakan itu indikasi kemunduran. Sudahlah biar cara vote saja yg mundur ke belakang.... Masyarakat kita pernah diajarkan untuk nyontreng tapi ternyata gak bisa. akhirnya kembali lagi ke nyoblos... Kapan indonesia bisa e-vote? Entah kapan... Nunggu semua siap dewasa dan siap bisa diajak maju

Jangan mencaci maki produk hasil pikiran yang baik, yang fungsinya sebenarnya baik namun eksistensinya belum siap diterima oleh orang berkepentingan. Bersihkan saja label "bayaran" nya jangan quick countnya yang disalahkan. Jika percaya silakan, jika tak percaya ya abaikan saja....

Semoga quick count tetap ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun