Mohon tunggu...
Sunu Purnama
Sunu Purnama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pria sederhana yang mencintai dunia sastra kehidupan.

mengapresiasi dunia...lewat rangkaian kata...^^

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pahit Pekat tapi Sehat, Jamu Gendong Mawas Diri

4 Agustus 2021   21:16 Diperbarui: 4 Agustus 2021   21:31 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Koleksi Pribadi

 Pengalaman - entah panas atau dingin; asam ataupun manis; dan yang pahit pekat - semuanya adalah untuk menyehatkan kita, supaya kita bisa memetik pelajaran, mengambil hikmah dari setiap pengalaman dan menumbuhkan kesadaran diri.

Nikmati Jamu Gendong Mawas Diri dan Jadilah Sehat Seutuhnya! "


Buku "Pahit Pekat tapi Sehat" yang merupakan karya terbaru Anand Krishna ini setidaknya bisa menjadi sebuah bacaan yang membuat kita sejenak untuk menengok ke dalam diri, belajar menyadari diri.

Lewat kisah-kisah penuh hikmah dalam berbagai tradisi yang ada, penulis buku ini akan membuka wawasan kita tentang sepak terjang manusia yang di manapun berada pada dasarnya sama. Ada yang baik dan ada juga yang jahat.

" Buku ini merupakan kompilasi cerita-cerita pendek yang akan memberikan Anda inspirasi, bahkan pencerahan tentang banyak hal dalam hidup ini. Cerita-cerita ini ibarat pointers yang akan menuntun Anda menuju Keheningan Diri. Dan dalam keheningan itu, Anda akan menemukan kekuatan energi dan semangat untuk bangkit dan melangkah menuju Tujuan Hidup Sejati."

Ada setidaknya 30 bab cerita penuh hikmah yang diambil dari berbagai tradisi yang telah diakrabi oleh penulis, antara lain yaitu adaptasi cerita dari karya Bhagwati Charan Verma yang berjudul Penebusan yang aslinya berbahasa Hindi yang menceritakan agen-agen yang mau mengambil keuntungan dari tradisi usang yang sudah kedaluwarsa. Ada juga cerita yang diambil dari satu buku teks untuk moral values atau budi pekerti bagi siswa sekolah dasar tentang seorang peternak kambing yang mau menjual anak kambing yang suka panik ke pasar namun harus menyeberang dengan perahu bersama penumpang lainnya. Kita juga akan diajak penulis mengenal tentang apa arti ambisi sejati dan bedanya dengan keserakahan yang bisa menghancurkan kemanusiaan manusia. 

Dan lewat retelling dari cerpen karya Munshi Premchand kita menyelami makna musyawarah untuk mufakat, kekeluargaan dan kebersamaan yang dibangun atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Kita juga diajak menyelami pelajaran tentang ketidakterikatan lewat  belajar dari seekor anjing. Ada juga kisah Master Zen di Jepang bernama  Bankei yang   terkenal to the point  dalam mengajar, seringkali metode pengajarannya tidak bisa diprediksi, out of the box.
Menarik juga menyimak cerita tentang seorang pencuri yang belajar kepada Nagarjuna. Seorang pengelana yang keliling keluar masuk kampung seperti penjual jamu gendong.

Penulis buku ini bukanlah baru pertama kali ini saja menyajikan kumpulan kisah penuh hikmah, ada beberapa karya tulisan penulis  sebelumnya yang persis seperti buku ini yang berjudul Asam manis: Secawan Anggur Pencerahan yang terbit tahun 2002 setebal 270 halaman, ada juga Panas Dingin : Secangkir Kopi Kesadaran yang terbit pada tahun 2002 yang terdiri dari 272 halaman yang diterbitkan oleh Toko Buku Gunung Agung.

Bagi pembaca yang menyenangi cerita hikmah sebagai bahan refleksi diri maka buku "Pahit Pekat tapi Sehat, Jamu Gendong Mawas Diri" setebal 180 halaman ini bisa menjadi salah satu buku yang bagus untuk dibaca dan diambil hikmahnya untuk kita belajar Mawas Diri.

Akhir kata, ada pesan menarik dari Swami Vivekananda,

" Dunia ini bukan untuk pengecut.

Janganlah melarikan diri dari tantangan-tantangan perjalanan hidup, dari segala kesukaran dan percobaan...

Kata-kata Swami Vivekananda memang pahit, pekat tapi ampuh dan mujarab untuk menyehatkan diri yang sakit, yang lupa akan kesejatian dan kemampuan:

" Hanyalah para pengecut dan orang-orang bodoh yang berkata, " Ini sudah merupakan suratan takdir" ...mereka yang kuat tidak pernah menyerah, mereka tetap tegar dan yakin,"Saya menentukan nasib saya sendiri."

Rahayu...

Bukit Pelangi, 4 Agustus 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun