Mohon tunggu...
Sunu Hadi
Sunu Hadi Mohon Tunggu... Guru - admin, guru, mahasiswa

saya seorang yang lebih pandai mengungkapkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Perkembangan Bahasa Indonesia Saat ini

17 Juni 2024   17:38 Diperbarui: 17 Juni 2024   17:39 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

           

            Kami putra-putri Indonesia menjunjung Bahasa persatuan Bahasa Indonesia”.Kutipan di atas merupakan bunyi Sumpah Pemuda ke-3 saat peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Bunyi Sumpah Pemuda di atas juga dapat diartikan bahwa sebagai warga atau pemuda-pemudi Indonesia sudah bersumpah akan menjunjung tinggi bahasa yaitu bahasa Indonesia. Seluruh dunia mengakui bahwa bahasa merupakan alat komunikasi. Tidak hanya itu, bahasa Indonesia memiliki nilai lebih. Kedudukan bahasa di Indonesia juga sebagai pemersatu bangsa. Dengan adanya bahasa Indonesia ini merupakan kabar yang membahagiakan bagi bangsa Indonesia di seluruh Nusantara. Pasalnya, Indonesia terdiri dari suku bangsa yang beragam. Indonesia kaya akan bahasa, adat,dan budaya. Lain daerah, lain pula bahasanya. Maka, bahasa Indonesialah yang mempersatukannya.

Bahasa Indonesia bukanlah bahasa asing atau bahasa daerah, tetap ibahasa Indonesia merupakan bahasa negara, yaitu bahasa resmi kenegaraan. Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat perhubungan, pengantar dunia pendidikan, digunakan dalam buku pelajaran, Undang-Undang, teks kenegaraan,dan lain sebagainya. Sekalipun bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sudah ditetapkan sebagai bahasa resmi, namun dalam praktik dan pemakaiannya bahasa Indonesia selalu berkembang dan mengalami perubahan. Perubahan itu diakibatkan oleh banyak faktor, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu faktor yang paling mencolok adalah adanya interferensi bahasa asing terhadap bahasa Indonesia. Interferensi bahasa asing menjadi persoalan yang cukup mampu mengubah tatanan pemakaian bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa asing juga kian menjamur di semua kalangan, terutama di kalangan milenial generasi yang cukup familiar terhadap perkembangan teknologi informasi. Para generasi milenial lebih senang memakai bahasa asing dalam menyebutkan suatu hal atau berkomunikasi dengan orang lain. Ada fenomena campur kode bahasa Indonesia dengan bahasa asing saat berbicara. Hal tersebut terjadi karena kebudayaan asing masuk ke Indonesia dengan mudah, sehingga bahasa asing pun ikut tren di Indonesia dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari lalu mereka menjadi terbiasa. Akhirnya, muncullah stigma atau pemikiran bahwa kalau kita tidak bisa menyebutkan suatu haldengan bahasa asing, tidak mampu berbicara campur-campur atau “gado-gado” antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing akan menjadi tidak “keren” dan jadi bahan tertawaan.

Fenomena tersebut mengakibatkan penurunan kualitas pemakaian bahasa khususnya Bahasa Indonesia. Terlebih lagi, di Indonesia banyak sekolah bertaraf internasional yang mewajibkan siswanya pandai berbicara dengan menggunakan bahasa asing. Kemudian,demi sebuah kata “keren” banyak juga orang tua yang mengajarkan anak-anaknya berbicara dengan bahasa asing dari mulai lahir walau kedua orangtuanya asli warga Indonesia. Fenomena di atas sudah menunjukkan bahwa adanya pergeseran bahasa dan salah satu penanganannya adalah dengan meningkatkan sikap bahasa dan pemertahanan bahasa serta memanfaatkan kemampuan dan potensi generasi milenial yang bergantung dan akrab dengan dunia teknologi untuk mengembangkan bahasa Indonesia bukan malah merusak bahasa Indonesia.

Perkembangan bahasa Indonesia saat ini mencerminkan dinamika sosial, budaya, dan teknologi yang cepat di masyarakat. Berikut adalah beberapa fenomena menarik yang dapat diamati:

  • Pengaruh Bahasa Asing

            Era digital yang menuntut penguasaan teknologi dan bahasa asing pada berbagai bidang kehidupan saat ini makin meminggirkan posisi bahasa Indonesia. Seharusnya, posisi ini tidak berarti bahwa bahasa Indonesia tidak mampu bersaing dengan bahasa lain di dunia, tetapi lebih pada sikap bangsa Indonesia sebagai pengguna bahasa Indonesia cenderung menunjukkan sikap negatif. Jika bangsa Indonesia sebagai pemilik dan pemakai bahasa Indonesia terus bersikap negatif terhadap bahasa nasionalnya, bahasa Indonesia akan berkembang secara kacau dan tak pernah bahasa ini menjadi bahasa yang mantap. Fenomena untuk semakin melemahkan kedudukan dan peran bahasa Indonesia agaknya sudah semakin maraknya penggunaan bahasa asing, semakin diunggul-unggulkannya sekolah bertaraf internasional, dan semakin merebaknya program-program yang berbau internasional di perguruan tinggi.

  • Bahasa Gaul dan Slang

            Fenomena penggunaan bahasa gaul tidak hanya hasil dari modifikasi bahasa Indonesia namun juga terdapat modifikasi bari bahasa lain. Bahasa gaul sendiri tidak hanya hasil dari modifikasi suatu bahasa namun juga dapat berupa bahasa – bahasa yang sedang popupler digunakan oleh khalayak ramai. Adapun tabel berikut ini memaparkan bahasa gaul yang merupakan hasil dari modifikasi bahasa baku bahasa Indonesia yang baik dan benae. Penyebab banyaknya penggunaan bahasa gaul saat ini karena kurangnya rasa cinta mereka terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, Namun bila penggunaan bahasa gaul ini digunakan pada situasi yang tepat akan memberikan manfaat mengenai inovasi bahasa yang muncul nantinya.

  • Bahasa dan Teknologi

Perkembangan teknologi digital juga memengaruhi bahasa Indonesia. Penggunaan aplikasi pesan instan, media sosial, dan platform digital lainnya menyebabkan munculnya bentuk komunikasi yang lebih singkat dan cepat. Fenomena ini termasuk penggunaan singkatan seperti "OTW" (on the way), "BTW" (by the way), dan emotikon untuk mengekspresikan emosi.

  • Revitalisasi Bahasa Daerah

Meskipun bahasa Indonesia adalah bahasa nasional, ada upaya untuk melestarikan dan merevitalisasi bahasa-bahasa daerah. Program pemerintah dan inisiatif komunitas berusaha untuk menjaga keberlanjutan bahasa daerah yang kaya akan budaya dan sejarah. Hal ini juga mencakup penggunaan bahasa daerah dalam pendidikan dan media lokal.

  • Formalitas dan Informalitas

Terdapat pergeseran dalam cara berkomunikasi formal dan informal. Dalam situasi yang lebih formal, penggunaan bahasa Indonesia baku tetap dipertahankan, terutama dalam konteks akademik, pemerintahan, dan media resmi. Namun, dalam konteks informal, seperti percakapan sehari-hari dan media sosial, penggunaan bahasa lebih fleksibel dan cenderung mengikuti tren dan gaya hidup modern.

  • Inklusivitas Gender dalam Bahasa

Perdebatan mengenai inklusivitas gender dalam bahasa Indonesia juga semakin marak. Beberapa kelompok mengusulkan penggunaan kata-kata yang lebih inklusif gender, meskipun tantangan utamanya adalah bagaimana menyesuaikan dengan struktur bahasa yang sudah mapan.

  • Pengaruh Budaya Populer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun