Permasalahan peningkatan jumlah polutan yang menurunkan kualitas udara bersih, hasil pembakaran akibat aktifitas masyarakat di kota metropolitan, seperti permasalahan  yang terjadi di Jakarta hanyalah salah satu problematika yang akan sering kita hadapi di masa depan.Â
Karena ancaman ketersediaan air bersih, penurunan ketinggian permukaan tanah akibat "over consumption" pengkonsumsian air tanah karena semakin banyaknya gedung-gedung pencakar langit, terbatasnya area serapan air hujan dan ruang terbuka hijau, semakin minimnya lahan pangan atau pertanian, ditambah efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim (climate change), semakin memperumit penemuan formulasi konsep pengembangan manajemen aktifitas industri dan ekonomi yang bersifat sirkular (implementasi dari proses ekonomi yang bersifat re-use, repurposing, recycling, reducing waste (pengurangan sampah) serta mengeliminir kerusakan lingkungan akibat dari aktifitas ekonomi tersebut).
Jika digambarkan dalam diagram, bentuk ilustrasi adalah sebagai berikut:
Secara keseluruhan desain aktifitas manusia dalam aktifitas ekonomi dan keseharian sesuai konsep revolusi industri 5.0 adalah pergeseran penggunaan peralatan robot ke "cobots", cobots adalah robot yang bekerja bersama dengan tenaga manusia, dan tentu saja "goal" dari  konsep ini semua adalah bagaimana menyelaraskan aktifitas manusia, ekonomi, industri yang membawa kemajuan peradaban yang bisa merawat keberlangsungan dunia.
Jangan dipersepsikan untuk robot ini adalah alat atau mesin seperti Astro Boys atau Robocop. Teknologi robotik sudah kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya Artificial Intelligence (AI) atau platform "Siri" dalam perangkat handphone kita. Ke depan dengan massivenya teknologi AI, maka sistem kerja robotik (automatisasi) akan semakin sering kita gunakan dalam kegiatan industri dan konsumsi serta hal ini tidak akan bisa terlepas dari kehidupan manusia.
3. Penerapan transisi ekologi sebagai kesadaran untuk hidup bagi seluruh elemen masyarakat.
Mentransformasikan industri atau aktifitas ekonomi yang berpartisipasi mendukung kelestarian lingkungan bukanlah suatu hal yang mudah. Karena secara realita proses industrialisasi atau aktifitas ekonomi untuk saat ini yang ada lebih cenderung ke arah eksploitasi sumber daya.Â
Namun, dengan adanya konsep transisi ekologi, upaya mengkolaborasikan peningkatan aktifitas ekonomi atau industri yang justru memperkuat arti penting ekosistem dan ruang hidup kita, akan menjadi salah satu solusi jangka panjang dalam menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan hidup serta ketersediaan sumber alam berikut keberlangsungnnya.
Karena diyakini, seperti misalnya untuk sumber energi fosil atau batubara, akan diprediksi mengalami kelangkaan di beberapa puluh tahun ke depan. Di tambah dengan hasil polusi pembakaran gas CO2 akan semakin mempercepat efek perubahan iklim (Climate Change), plus permasalahan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Untuk itu, diperlukan suatu konsep transisi ekologis guna menyinambungkan pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan keseimbangan lingkungan.
Transisi ekologis adalah sebuah evolusi menuju model ekonomi dan sosial yang baru, sebuah model pembangunan berkelanjutan yang memperbaharui cara kita mengonsumsi, memproduksi, bekerja, hidup bersama untuk menghadapi tantangan-tantangan utama lingkungan hidup, yaitu perubahan iklim, kelangkaan sumber daya, dan percepatan hilangnya sumber daya alam. keanekaragaman hayati dan multiplikasi risiko kesehatan lingkungan.
Dengan kesadaran politik ini, diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat metropolitan dan kota-kota besar di dunia. Sekaligus sebagai salah satu solusi jangka panjang bagi permasalahan dunia yang dihadapkan dengan aktifitas ekonomi yang berupa pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat bergantung dari ketersediaan lahan pangan atau ruang hijau. Sekaligus melestarikan bumi sebagai warisan bagi anak cucu kita di masa yang akan datang.