"Aneh! Negara Zonder Tentara!" (Letjen TNI Oerip Soemoharjo,1945).
"Zonder dalam bahasa Belanda berarti tanpa". Sebagai bentuk rasa tanggap pemerintah RI yang baru memproklamirkan diri, maka pada tanggal 5 Oktober 1945 diumumkan pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang merupakan cikal bakal TNI.
1.Sejarah Terbentuknya TNI.
Sebagai garda terdepan dan perisai bangsa terdepan semenjak NKRI diplokamirkan, peran TNI sebagai penjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah yang melindungi segenap bangsa dan negara Indonesia, bersama elemen bangsa lainnya dalam upaya menjaga, mengisi, mewujudkan cita-cita kemerdekaan selalu mendapat apresiasi dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat.Â
Pembentukan TNI tidak bisa lepas dari pembentukan organisasi BKR. BKR merupakan Badan Penolong Keluarga Korban Perang yang didirikan di Jakarta dengan tugas awal adalah menjamin ketentraman umum. Tugas lain badan ini adalah melaksanakan pemeliharaan keamanan bersama rakyat.Â
Dalam Buku Perlindungan Penduduk Sipil Dalam Perlawanan Rakyat Semesta (1992), karya F. Sugeng Istanto mengisahkan bahwa  institusi ini dibentuk pada tanggal 22 Agustus 1945 dalam sidang PPKI dan diresmikan secara resmi tanggal 23 Agustus 1945 oleh Presiden Sukarno.Â
Salah satu pemimpin BKR memberikan saran kepada Presiden, untuk menjaga kedaulatan negara seluas dan sebesar Indonesia tidaklah cukup hanya dengan pembentukan Badan Keamanan.Â
Sehingga pada tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah meresmikan TKR dengan menunjuk Panglima Besar Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar dan Letjen Oerip Soemoharjo sebagai Kepala Staf Umum. Institusi TKR inilah yang menjadi embrio dari TNI yang kita banggakan hingga saat ini.
2. Tugas Yang Berhasil Dihadapi.
Tantangan dan tugas utama yang harus ditunaikan adalah menjaga kemerdekaan negeri yang baru diplokamirkan dari invasi bangsa asing. Perwujudannya adalah dengan melaksanakan perlawanan militer terhadap kedatangan pasukan Sekutu yang diboncengi oleh Netherlands Indies Civil Administration (NICA) Belanda (15 September 1945), Agresi Militer Belanda I (1947), Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948) dan Operasi Militer Trikora (1961) dan Dwikora (1964).Â
Ancaman pemberontakan dalam negeri yang mengancam eksistensi NKRI juga telah berhasil dipadamkan. Diantaranya adalah pemberontakan PKI Madiun (1948), DI/TII (1949), Pemberontakan APRA Jawa Barat pimpinan Westerling (1950), Pemberontakan Andi Azis (1950), Berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS/1950), Pemberontakan PRRI/ Permesta (1958), dan Gerakan 30 September 1965/PKI.Â