Mohon tunggu...
LCN Dua Tujuh Delapan
LCN Dua Tujuh Delapan Mohon Tunggu... Editor - Editor yang haus pengetahuan

Soar to the sun crossing the sea

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perwujudan Program Nawacita dan Pembangunan Kekuatan Berorientasi Maritim

10 September 2021   07:16 Diperbarui: 10 September 2021   08:17 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Gambar 1. Hubungan kasualitas luas perairan, kekayaan perairan, wilayah strategis dan armada pertahanan

" ... Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya..., bangsa pelaut dalam arti yang seluas-luasnya. Bukan sekedar menjadi jongos-jongos di kapal, bukan! tetapi bangsa pelaut dalam arti kata cakrawati samudera. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri."
 
(Amanat Presiden RI Sukarno pada peresmian Institut Angkatan Laut, 1953)

Negara Indonesia adalah negara kepulauan dan menjadi salah satu bangsa dengan potensi maritim  terbesar di dunia. Sejarah tinta emas tersebut tertuang dalam literatur eksiklopedia serta peninggalan sejarah tentang kejayaan Nusantara adanya kerajaan-kerajaan yang berorientasi samudra yang disegani pada masanya di kawasan regional dan internasional. Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Kesultanan Demak adalah cerminan perwujudan menyatunya aktifitas keseharian bangsa bahari dengan segala potensi geografis yang dimiliki serta ketersediaan potensi dari sisi geopolitik dan strategis.

Perjuangan untuk mewujudkan kembali cita-cita dan semangat untuk menjadi bangsa dan negara yang besar salah satunya adalah dengan mewujudkan program Nawacita dan Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia. Program ini digagas untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Aspek-aspek yang tertuang di dalam 2 program prioritas pemerintah tersebut adalah perkuatan kedaulatan bangsa, pembangunan ekonomi nasional, pembangunan karakter bangsa yang berorientasi terhadap demografi dan geografis, meningkatkan kualitas hidup dan daya saing masyarakat Indonesia di kawasan regional dan internasional, pemerataan pembangunan Indonesia secara integral dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta adanya revolusi karakter dan mental bangsa untuk tidak memunggungi lautan.

Dengan segala potensi dari aspek astagatra (Ipoleksosbudhankam geo dan demografis), Indonesia sangat berpotensi untuk menjadi bangsa yang maju di dunia. Prediksi dari kalangan akademisi luar negeri serta analis universitas terkemuka di dunia menyebutkan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu peta kekuatan negara adidaya dunia di tahun 2045. Hal tersebut sangatlah wajar karena segala potensi alam, geografis, keuntungan posisi letak negara, dan kekuatan SDM Indonesia menyediakan hal tersebut. Tantangan penyediaan sumber pangan serta orientasi investasi masyarakat Indonesia dalam mewujudkan kemakmuran harus mulai ditata dan dirubah. Tidak hanya memanfaatkan keuntungan yang dimiliki sebagai bangsa agraris, tetapi harus mulai untuk mengembangkan dan mengoptimalkan keuntungan geografis dua pertiga wilayah negara yang berupa gugusan pulau dan perairan Nusantara. Sektor-sektor yang memiliki potensi ekonomi ratusan milyar dolar dan bersifat terbarukan semua bisa kita temukan di wilayah maritim kita. Baik dari sektor perikanan, penyediaan sumber makanan baru melalui pembudidayaan rumput laut dan alga hijau biru, terumbu karang, sumber energi pasang surut air laut dan pariwisata bahari.

Visi Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia dilandasi oleh tinjauan sejarah, letak geografis dan keinginan agar eksistensi bangsa semakin diperhitungkan di tingkat regional maupun global. Visi ini merupakan kebijakan jangka panjang yang berkelanjutan serta membutuhkan konsistensi kebijakan, kerjasama dan kesungguhan untuk mencapainya. Poin terpenting yang dibutuhkan untuk mewujudkan ini adalah menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia. Untuk mempersatukan serta melindungi kepentingan negara di lautan maka dibutuhkan pembangunan kekuatan pertahanan maritim yang kuat serta terintegrasi. Karena fungsi dari pembangunan kekuatan pertahanan ini adalah menjaga kedaulatan negara, menjaga kemananan yuridiksi, mewujudkan kemananan transportasi dan navigasi, serta menjaga aset-aset hayati dan non hayati yang bernilai ratusan trilliun rupiah yang berada di dalamnya.

 

 Gambar 1. Hubungan kasualitas luas perairan, kekayaan perairan, wilayah strategis dan armada pertahanan
 Gambar 1. Hubungan kasualitas luas perairan, kekayaan perairan, wilayah strategis dan armada pertahanan

Dalam hal pembangunan kekuatan maritim, Indonesia telah memulai dengan pembentukan BKR Laut pada tanggal 10 September 1945. Untuk mewujudkan kedaulatan secara utuh Negara Kesatuan Indonesia, maka pembangunan untuk mewujudkan kekuatan maritim yang disegani serta memiliki efek deterens yang tinggi mutlak untuk diwujudkan. Karena kedaulatan maritim sesuai dengan UNCLOS 1982 tidak hanya sebatas wilayah perairan saja, tapi mencakup ruang udara yang berada di atasnya. Maka pembangunan elemen kekuatan pertahanan yang berorientasi menjaga keutuhan wilayah Nusantara dari Sabang hingga Merauke, dari Pulau We hingga pulau Rote merupakan suatu kehormatan dan menjadi tugas tanggung jawab yang harus senatiasa diamanahkan. Sehingga sangatlah wajar dalam perjalanan sejarah, peranan tugas pokok TNI, dalam hal ini TNI Angkatan Laut dalam kancah perjalanan perjuangan perebutan kemerdekaan, penumpasan pemberontakan pasca kemerdekaan, perebutan Irian Barat, Operasi Timor Timur, Misi Penyelamatan Sandera MV Sinar Kudus yang diakui oleh dunia, Misi-misi PBB di Lebanon dan daerah konflik lainnya yang mendapat penghormatan dari Dewan Keamanan PBB, serta misi-misi diplomasi militer yang memiliki nilai strategis adalah salah satu perwujudan dari pilar Indonesia Poros Maritim Dunia, yaitu Pertahanan, Keamanan, Penegakan Hukum, Keselamatan di Laut dan Diplomasi Maritim.

Untuk itulah sejarah akan senantiasa membentuk kekuatan pertahanan dan maritim yang sesuai dengan tantangan zaman yang dihadapi. Karena keunggulan dan kejayaan suatu bangsa salah satunya akan dinilai dari berdaulatnya negara tersebut atas wilayah teritorialnya serta diseganinya kemampuan pertahanan, keamanan dan diplomasi luar negerinya di kawasan regional dan internasional. Kekuatan pembangunan pertahanan maritim adalah salah satu penopang atau pilar utama dalam mewujudkan kemajuan dan kemakmuran bangsa negara. Sesuai dengan semangat pengabdian yang senantiasa digaungkan oleh para cakrawati lautan yang bertugas di palagan dan terpatri di dalam sanubari, bahwa Kekuatan Pertahanan Maritim Bukanlah Pembentuk Sejarah, tetapi Sejarahlah yang membentuk kekuatan maritim menuju masa depan meraih "Jalesveva Jayamahe". Justru di Lautan Kita Jaya.(N-278)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun