Belakangan ini dunia usaha mulai banyak diminati oleh setiap kalangan, baik itu kalangan atas maupun kalangan bawah, entah menjadi pekerjaan utama atau hanya sekedar menjadikannya sebagai pekerjaan sampingan. Hal tersebut menurut kami adalah sebuah peningkatan pola pikir masyarakat yang setahap lebih maju. Dulu, banyak masyarakat yang berfikir atau memiliki mindset untuk mejadi kaya harus menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau harus menjadi pegawai kantoran, yang dimana sekarang pemikiran tersebut  kian hilang sedikit demi sedikit.
Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan beberapa hal terkait sifat atau karakter atau softskill yang bisa dijadikan rujukan oleh sahabat-sahabat semua didalam memulai sebuah usaha. Kakater tersebut adalah menjadikan rukun islam sebagai sofskill dalam berwirausaha.
- Syahadat: Dua kalimat syahadat yang menjadi rukun Islam pertama bisa kita terjemahkan sebagai jiwa visioner. Menjadi seorang wirausaha itu harus punya visi kedepan.
- Sholat: Sholat bisa kita terjemahkan sebagai ketepatan waktu. Artinya ketika kita menjadi seorang wirausaha kita harus memiliki ketepatan waktu atau disiplin. Ketika kita buka jam 7 ya kita buka jam 7, ketika tutup jam 8 Â ya kita tutup jam 8. Itu artinya disiplin dalam segi waktu.
- Zakat: Zakat kita bisa maknai sebagai keadilan karena zakat disini adalah distribusi yang merata. Artinya, ketika kita memiliki usaha kemudian memiliki karyawan maka kita harus menjadi bos yang adil, memberikan gaji ataupun pelayanan kepada karyawan sesuai dengan kontibusinya. Selain itu, didalam memberikan pelayanan kepada customer pun kita harus adil, ketika customernya cantik bukan berarti harus kita dahulukan, akan tetapi kita harus mendahulukan siapa yang datang lebih awal.
- Puasa: Puasa bisa kita artikan sebagai integritas. Artinya ketika kita berwirausaha jangan membeda-bedakan orang, bukan mengharap pujian orang, bahkan ketika ada orang kaya lewat, orang cantic lewat atau bahkan calon mertua lewat kemudian kita berwirausahanya dibuat seolah-olah rajin sekali ketika mereka pergi kita malas lagi, itu adalah tanda tidak memiliki integritas.
- Haji: Haji kita maknai sebagai sikap sosial. Artinya kita didalam melakukan berwirausaha harus ada pendekatan sosialnya seperti berbagi dengan karyawan, dengan tetangga, berbagi dengan yang lain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H