Pernahkah Anda, khususnya para kaum adam, mengalami disfungsi ereksi? Istilah ini merujuk pada kondisi di mana Anda tidak dapat mempertahankan ereksi, yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah pada penis. Bagi kebanyakan lelaki, obat kuat dipercaya menjadi solusi bagi Anda yang mengalami disfungsi ereksi atau lemah syahwat. Namun, siapa yang menyangka bahwa ternyata pemakaian obat-obatan ini membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Faktanya, kandungan zat erektogenik di dalam obat kuat dapat membawa beberapa dampak buruk yang bisa berujung pada kematian jika dikonsumsi melebihi dosis aman. Karenanya, penting untuk Anda ketahui bahwa konsumsi zat erektogenik tersebut harus berdasarkan resep dokter. Berikut merupakan beberapa jenis zat erektogenetik yang terdapat pada obat kuat :
1. Sildenafil citrate
Sildenafil citrate merupakan obat kuat yang berfungsi memperbaiki proses ereksi dengan cara melemaskan dan melebarkan dinding pembuluh darah agar aliran darah ke penis meningkat saat terjadinya rangsangan. Tentu saja ini bagus untuk para pria yang sedang memiliki masalah di ranjang. Namun, tetap saja para penggunanya harus berhati-hati. Sebab, jika konsumsinya berlebihan, pelebaran dinding pembuluh darah ini dapat terjadi  bagian tubuh lain seperti jantung, ginjal dan otak. Pelebaran ini kemudian akan mengurangi kontraksi jantung dan menyebabkan jantung berdetak lebih lambat. Akibatnya, tubuh dapat menjadi lemas dan jatuh mendadak secara tiba-tiba.
Selain itu, konsumsi sildenafil citrate secara berlebihan dapat menurunkan kerja ginjal. Karenanya, perhatikanlah batas aman konsumsi dari obat yang satu ini. Harus Anda ingat bahwa Sildenafil citrate hanya boleh dikonsumsi satu kali (100 mg per tablet) dalam waktu 24 jam dan harus dikonsumsi satu jam sebelum melakukan hubungan seksual. Efek ringan yang dihasilkan apabila dikonsumsi melebihi dosis yang dianjurkan adalah  sakit kepala, mual, wajah kemerahan dan gangguan pencernaan. Pemakaian lebih lanjut secara terus menerus akan membuat dada terasa nyeri. Karena itulah, Anda yang memiliki masalah dengan jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan ginjal dilarang untuk mengonsumsi obat ini.
2. Cialis (Tadalafil)
Anda para kaum adam mungkin sudah tidak asing lagi dengan produk yang disebut Cialis. Obat kuat dengan kandungan zat tadalafil ini mengatasi disfungsi ereksi dengan mencegah pertumbuhan zat kimia bernama phosphodiesterase type-5, atau PDE5, yang terdapat dalam penis. Dengan cara ini, zat tadalafil dapat melemaskan dan melebarkan pembuluh darah tempat PDE5 tumbuh, sehingga ereksi pada penis dapat lebih mudah terjadi.
Seperti yang sebelumnya, pemakaian obat kuat yang satu ini juga harus dibatasi. Ingatlah bahwa Cialis tadalafil hanya boleh dikonsumsi sebanyak 10 mg per hari, 30 menit sebelum Anda melakukan hubungan seksual. Hal ini penting untuk diperhatikan oleh para penggunanya. Sebab, pemakaian yang terus-menerus dan berlebihan akan menimbulkan gejala nyeri otot, pusing, sakit kepala, mual, diare hingga hilangnya potensi seks secara permanen pada tubuh Anda. Mengerikan sekali, bukan?
3. Anabolik steroid
Anabolik steroid bekerja dengan merangsang sel dalam tubuh untuk membangun sel protein baru. Peningkatan protein membuat tubuh menjadi lebih kuat dan berenergi. Obat ini cukup sering digunakan oleh para atlet atau binaragawan, sebelum akhirnya dilarang sebab dinilai sama dengan dopping. Memang, orang yang mengonsumsi obat jenis ini dapat menjadi sangat bertenaga, namun jika dikonsumsi berlebihan, tentu saja ada efek sampingnya.
Faktanya, jika digunakan dalam dosis tinggi, anabolik steroid dapat menimbulkan masalah seperti depresi, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, peningkatan fungsi hati, mimisan, kram perut, diare, muntah, mual, sembelit, ketidakpekaan terhadap insulin. Selain itu, obat kuat ini juga diduga mampu mempercepat pertumbuhan tumor dan penyusutan penis, serta kerontokan rambut di tubuh maupun kepala. Karena banyaknya bahaya yang ditimbulkan, pemakaian obat ini harus berdasarkan ijin dan resep dari dokter.