Mohon tunggu...
Sundari Yanto
Sundari Yanto Mohon Tunggu... -

Saya berpikir dan kemudian menulis, tulisan saya memang belum baik diakui, saya kerja diswasta, sekolah di madiun lahir di makasar sampai SD

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kerudung Tersikap, Topeng Terbuka, 1 Trilyun Proyek Korlantas

8 Oktober 2012   11:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:05 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

http://www.tempo.co/readhttp://majalah.tempointeraktif.com/resize.php?src=http://mbmcover.tempointeraktif.com/705/cover3241.jpg&width=128&tipe=cover/news/2012/10/08/063434295/Sang-Ndoro-Pengendali-Proyek.

Pantas saja selama ini dengan segala alasan yang dikemukakan Polisi untuk selalu menghambat simulator menjawab alasan sebenarnya. Kompol Novel sudah meulai membuka topeng di Korlantas ternyata 1 Trilyun uang negara sama nasibnya dengan Simulator SIM. Simulator SIm hanya 195 M sduah dirasakan sangar besar namun Proyek Tanda Nomor Kendaraan Bermotor 800 M juga di garap oleh Ndoro Budi, begitu DS memanggil rekannya.

Ada beberapa langkah tercatat oleh Publik yang menjadi langkah kontaproduktif Polisi antara lain :
1. Menghalangi penggeledahan di Korlantas padahal telah ada surat penetapan Pengadilan.
2. Berusaha untuk menangani Simulator SIm walaupun KPK telah melakukan penggelehan dan menetapkan 4 Tersangka di Brimob.
3. Menjaga barang bukti 24 jam di KPK, digudang penyimpanan barang bukti.
4. Penarikan 20 Penyidik untuk diganti dengan penyidik baru dari Mabes.
5. Pernyataan Wakapolri untuk menarik paksa penydik yang belum datang ke Mabes.
6. Menyoroti penyidik KPK yang mengundurkan diri dari Polisi dan masuk menjadi pegawai tetap KPK
7. Penggeledahan dan upaya penangkapan Kompol Novel dan 5 penyidik yang belum kembali.
8. Tetap berusaha melakukan penangkapan pada Novel dan menyidiknya walau KPK paang badan.

Realese Tempo hari ini
edisi 8 oktober 2012 ternyata sangat mengerikan, bahwa uang negara akhirnya terkuak pada Publik, simulator SIM hanya 198 M sudah dirasakan sangat besar namun ternyata Proyek sebesar 800 M pengadaaan TNKB (tanda nomor kendaraaan bermotor) di Korlantas sungguh fantastis jumlah 1 trilyun. Tempo telah membuka selubung itu, dan semua proyek ini diketahui dalam bentuk persetujuan dan rekomendasi dari 6 Jenderal termasuk Kapolri dan wakapolri.

Terjawab sudah kecurigaan Publik, terjawab sudah apa yang dirisaukan masyarakat, mereka hanya membandingkan Irjen DS dengan Komjen Susno Duaji. Waktu kasus Susno Duaji Polri sama sekali tidak peduli dengan keadaan beliau. polri seakan akan tidak ambil pusing dengan beliau, meluncur sendiri terjun bebas walau institusi polri sendiri yang menyidik, ramai ramai mereka mengatakan kejelekan Susno Duaji, karna DSusno membongkar beberapa Kasus yang menjerat anggota Polri. Kasus Irjen DS malah sebaliknya menurut sumber Penyidik KPK mereka mendapatkan teror luar biasa dari Mabes Polri. Bahkan kata Tempo operasi khusus digelar oleh Polisi untuk mencari kesalahan para penyidik KPK, tempo mengatakan bahwa operasi ini dipimpin oleh salah satu Jenderal di Mabes.
Begitu banyak yang peduli pada DS, tidak rela rasanya Polisi melepas kasus ini ditangani KPK.

Tempo edisi 8 oktober 2012 dengan gamblang mengatakan pada kita bahwa sudah terbukalah topeng itu, mari lihat wajahnya sebab kriminalisasi itu ternyata agar tidak melebar pada kasus lain di Korlantas, harapan Polisi merelokasi kasus ini hanya pada Simulator SIM, namun tidak merambat pada kasus lainnya. Dugaaan dan Harapan itu keliru Tempo telah mempublikasikannya dan Novel akan secara gamblang membuka pada Publik akankah kembali rakyat membiarkan KPK?

KPK adalah anak kandung reformasi yang melahirkan kesepakatan agenda utama menghapus korupsi dari negara RI, namun kenyataan jalan itu masih berliku dan perlu untuk dibersihkan kembali aar jalan menuju pembrantasan korupsi yang konstruktif dapat terwujud. KPK menjadi lembaga yang saat ini masih dipercaya oleh Publik (Publik Darling) sementara masih ditemukannya banyak korupsi di kementrian dan lembaga juga DPR. Kalau lembaga ini Mandul dan timpang bahkan bubar maka bubar pula semangat reformasi 98.

Kawal terus Bangsa ini kawal terus KPK untuk mewujudkan Indonesia bebas korupsi mari kita nilai dengan fakta yang ada apakah masih pantas KPK kita pertahankan, jawaban anda dan saya adalah sama yaitu bukan hanya dipertahankan tapi diperkuat dan sudah saat publik kembali bersuara seperti lalu untuk membuat birokrat, pejabat dan legislator ini mendengar suara rakyat suara Tuhan. Maju terus bangsaku maju terus KPK dan rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun