Mohon tunggu...
HS Wiedjaya
HS Wiedjaya Mohon Tunggu... karyawan swasta -

berjiwa Jawa, berpikiran Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pengeluaran (Seharusnya) Klub ISL Per Musim

28 Februari 2011   08:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:12 1452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kira-kira berapa banyak biaya yang dibutuhkan setiap klub ISL untuk mengarungi satu musim kompetisi? Penulis mencoba membuat hitung-hitungan kasar dengan parameter-parameter yang penulis tetapkan sendiri. Tapi semoga saja tidak berbeda jauh dengan kondisi sebenarnya. Hitung-hitungan ini di luar biaya mengarungi turnamen Piala Indonesia maupun ISL U-21. Jumlah klub peserta ISL ada 18, sebelum dikurangi PSM,Persibo dan Persema yang menyeberang ke LPI. Penulis berasumsi, setiap klub mempunyai 24 pemain yang terdaftar di ISL. Ditambah dengan jajaran manajemen dari mulai Manajer Tim sampai dengan Pemijat, penulis asumsikan total 9 orang. Pemain dan Manajemen di kontrak secara profesional selama setahun. Dengan rincian, 50 % dari nilai kontrak di bayar di muka, 50% sisanya dibayar selama 12 bulan sebagai gaji bulanan. Di dalam perhitungan ini tidak dibedakan antara pemain lokal maupun pemain asing. Pengkategorian berdasarkan reputasi dari pemain yang dikontrak. Berikut detail dari perhitungan tersebut.

12988804522070753639
12988804522070753639
1298880906466689564
1298880906466689564
Dari perhitungan di atas, sebuah klub sepakbola untuk dapat mempersiapkan tim minimal harus menyediakan dana kurang lebih 7(tujuh) milyar-an rupiah.
12988805511192059732
12988805511192059732
12988810031425501821
12988810031425501821
Dan biaya bulanan yang minimal harus dikeluarkan kurang lebih sebesar 700 juta-an. Sedangkan total pengeluaran satu musim kurang lebih seperti di bawah. Lain lagi perhitungannya jika biaya-biaya "siluman" ikut diperhitungkan.
12988806291681432082
12988806291681432082
Seperti kita ketahui bersama, mayoritas klub sepakbola di Indonesia dibiayai dari uang rakyat (APBD). Paling tidak sampai tahun 2012 klub-klub tersebut masih bisa “menetek”. Sudah saatnya klub-klub tersebut harus bisa mandiri untuk membiayai kebutuhannya. Harus sudah mulai memikirkan sumber pendanaan selain APBD dan yang paling penting adalah dapat dipertanggungjawabkan penggunannya. Penulis yakin, jika setiap manajemen klub sepakbola dapat membuat perhitungan seperti di atas rasanya tidak sulit untuk mendapatkan sponsor. Karena salah satu indikator penting yang dapat menarik minat sponsor adalah jelasnya peruntukan dari dana yang mereka keluarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun