Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, konsep ekonomi hijau muncul sebagai solusi yang menjanjikan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Ekonomi hijau adalah sebuah sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi risiko lingkungan dan ekologi, serta bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan keadilan sosial.Â
Untuk kota seperti Palangka Raya, yang terletak di jantung Pulau Kalimantan, konsep ini tidak hanya relevan tetapi juga vital dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Palangka Raya, sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan hutan hujan tropis yang luas, keanekaragaman hayati yang tinggi, dan sumber daya alam yang melimpah, kota ini berada di posisi yang unik untuk menjadi model pembangunan ekonomi hijau di Indonesia.Â
Akan tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan pergeseran paradigma dari model ekonomi konvensional yang berfokus pada eksploitasi sumber daya alam menuju ekonomi hijau yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kalimantan Tengah dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, mulai dari hutan hujan tropis, sumber daya pertambangan, hingga lahan pertanian yang subur. Namun sayangnya, eksploitasi sumber daya alam ini begitu berdampak sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah, seperti deforestasi, kebakaran hutan, dan pencemaran air. Jika hal ini tidak ditangani, kerusakan lingkungan ini tidak hanya mengancam kelestarian alam, tetapi juga keberlanjutan ekonomi di masa depan.Â
Ekonomi hijau menawarkan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini. Konsep ekonomi hijau menekankan pada penggunaan sumber daya alam yang efisien, pengurangan emisi karbon, dan penerapan teknologi ramah lingkungan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi hijau, Palangka Raya dapat menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.
Salah satu sektor yang berpotensi untuk dikembangkan dalam kerangka ekonomi hijau adalah pariwisata berkelanjutan. Palangka Raya mempunyai keindahkan alam yang begitu menakjubkan, seperti Taman Nasional Sebangau, Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Nyaru Menteng dan Sungai Kahayan yang dapat menjadi destinasi ekowisata.Â
Dengan menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan, seperti minimalisasi dampak terhadap lingkungan, pelibatan masyarakat lokal dalam pelestarian, dan edukasi terhadap lingkungan, sektor ini dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi tanpa adanya merusak ekosistem.
Palangkaraya juga dapat mengembangkan industri hijau, seperti industri daur ulang dan energi terbarukan, dapat menciptakan lapangan kerja baru sekaligus mengurangi jejak karbon. Tentu saja, transisi menuju ekonomi hijau membutuhkan dukungan dan komitmen dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat itu sendiri. Pemerintah Kota Palangkaraya harus menyediakan insentif dan regulasi yang mendukung praktik-praktik ekonomi hijau, serta berinvestasi dalam infrastruktur ramah lingkungan.
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung ekonomi hijau melalui perubahan gaya hidup yang lebih berkelanjutan, seperti mengurangi konsumsi energi, menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dan mendukung produk-produk ramah lingkungan.Â
Masyarakat harus diberdayakan untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan lingkungan. Dengan demikian, ekonomi hijau tidak hanya akan membawa manfaat ekonomi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan keadilan sosial.