Kamis 6 maret 2014 dunia hiburan Indonesia kembali kehilangan sosok seniman senior, seorang bapak, sahabat dan tokoh yang konsisten menghabisan separuh usianya di dunia hiburan (komedi).Jojon begitu dia disapa, telah menghembusan napas terahirnya di Rumah Sakit Ramsey Premier Jatinegara, Jakarta akibat serangan jantung.
Semasahidupnya, saya pribadi melihat jojon adalah seorang entertainer yang professional dalam bidangnya dan seorang komedian senior yang patut dijadikan teladan oleh para juniornya. Dengan karakter tokoh lugu yang sejak puluhan tahun dia tanamakan dalam dirinya, gaya berpakaian serta kumisnya yang khas menjadi keunikan tersendiri yang telah menjadi simbol seorang jojon. Ketika melihat celana bretel menggantung, kebanyakan orang akan mengatakan itu mirip celana jojon. Atau ketika melihat kumis kecil ala Charlie Chaplin/Adolf Hitler, orang indonesia akan lebih cenderung berkata “itu adalah kumis jojon” bukan kumis Hitler. Karakter yang dibangun Haji Jojon selama puluhan tahun telah melekat dalam dirinya dan membuat kita begitu mudah mengenal sosoknya. Disini letak kekaguman saya pada beliau, dia menunjukkan bahwa untuk melucu dan menghibur jutaan penonton televisi tidak mesti tampil berlebihan dengan gaya berlebihan, kebanci-bancian atau yang terkesan vulgar. Cukup dengan gayanya yang sederhana dan niat yang tulus untuk menghibur, Jojon telah mampu menghibur jutaan penonton selama puluhan dan mempunyai tempat tersendiri di hatipara penggemarnya.
Ditengah Maraknya acara komedi di stasiun televisi kita akhir-akhir ini, Sosok jojon beserta beberapa kawan seperjuanganya seolah tenggelam dengan hadirnya berbagai artis komedi muda. Dengan modal ketampanan dan kecantikan serta karakter dan gaya banyolannya yang khas, para artis muda ini mampu menaruh perhatian sebagian penonton televisi khusunya kaum remaja dan anak-anak. Namun bagi saya, Sosok Jojon tetaplah seorang Pelawak Sejati yang tidak ada tandingannya. Ketika para komedian muda tampil dengan mengandalkan berbagai kata-kata banyolannya yang terkadang bersifat bullying dan cenderung berbau hinaan (menyangkut fisik, ras dan gender) untuk menghibur penonton, Jojon tetap konsisten dengan karakternya. Seorang jojon tidak perlu mengeluarkan berbagai kata-kata frontal dan ejekan berlebihan untuk mengundang tawa penonton. Sosok Jojon dengan celana bretel menggantung dan kumis kecilnya, cukup dengan berdiri dan diam di atas panggung dengan mimik mukanya yang khas jojon, orang sudah akan tertawa dan terhibur. Itulah kelebihan yang dimiliki seorang jojon yang jarang dimiliki oleh komedian lain dan membuat seorang Pak jojon begitu professional di mata saya.
Beberapa sahabat almarhum yang berkomentar dalam acara Hitam Putih Trans 7(Live) malam ini, memiliki pandangan yang sama bahwa profesional seorang jojon tidak hanya saat beliau diatas panggung. Dalam kehidupan sehari-hari jojon tetaplah seorang bapak yang selalu menghargai orang-orang disekitarnya, dan begitupun orang orang disekitarnya begitu menghargai dan menghormati beliau sebagai seorang bapak sekaligus sahabat yang baik. Profesionalisme jojon yang telah kita saksikan selama puluhan tahun mestinya dijadikan contoh oleh para seniman muda Indonesia zaman sekarang, khususnya para komedian muda yang hampir setiap hari menghiasi layar kaca rumah kita. Bahwa dalam mengejar kepopuleran, ketenaran dan menghibur penonton, etika, kesopanan maupun kesantunan mesti tetap dikedepankan. sehingga yang tersaji adalah acara komedi yang layak disaksikan oleh setiap kalangan dari berbagai usia.
Hari ini pelawak yang sangat dikagumi itu telah berpulang menghadap sang Khalik, meninggalkan duka yang dalam orang terdekat dan para penggemarnya. Namun sosoknya akan terus dikenangsebagai seorang komedian legendaris dan seorang komedian professional yang tak ada duanya.
Selamat Jalan Pak Haji Jojon, Do’a kami menyertaimu.
Makassar, 6 Maret 2014
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI