Mohon tunggu...
sunaryo broto
sunaryo broto Mohon Tunggu... -

Ayah 3 anak dan karyawan perusahaan pupuk yang mendalami bidang SDM. Hobi menulis, membaca, traveling, fotografi, melukis dll. Ada beberapa bukunya yang sudah terbit, Catatan Haji Sebuah Hati, Demang Atmodikromo, Ronggo Karyosarono, Balada manusia Industri (Antologi Puisi), Tentang Waktu (Kumpulan Puisi), Pertemuan di Kebun Raya (Kumpulan Cerpen) dll

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pupuk Kaltim Mengantar Anggota Kube Mekarsari pada Kemajuan dan Kemandirian Masyarakat

7 Februari 2018   10:38 Diperbarui: 7 Februari 2018   10:42 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angin sore beraroma laut bertiup sepoi. Langit mendung. Di sekitarnya banyak tanah rawa dengan air menggenang kalau laut sedang pasang. Di ujung desa itu ada dua perahu kayu parkir pinggir sungai. Di sudut batas RT 07 Kelurahan Guntung ada beberapa tanaman pada sepetak lahan berukuran sekitar 300 m2. Lahan tersebut lokasinya hanya bersebelahan dengan kantor pusat PKT (Pupuk Kaltim), dipisahkan sebuah kebun dengan banyak tanaman. 

Ada pagar sederhana dan paranet pada pojoknya. Ada banyak tanaman di antaranya bawang Dayak, kumis kucing, jarak, patah tulang, talas. Ada plakat bertuliskan Demplot Uji Coba Tanaman Organik Kelompok Mekarsari Mitra Binaan PT Pupuk Kaltim. Ada dua ibu rumah tangga, Ny. Rahmawati (42 tahun), ketua Kube (Kelompok Usaha Bersama) Mekarsari dan Ny. Erna Prasetyawati (40 tahun), Sekretarisnya didampingi ketua RT 07, M Yunus (46 tahun) yang menemani melihat tanaman.

Ya di situlah lokasi lahan demplot Kube Mekarsari yang pernah meraih juara nasional Kube Berprestasi dari Kementrian Sosial pada Desember 2016. Di kebun itu, ibu-ibu biasanya mencoba hasil kegiatan mereka, pupuk kompos dari daun kering yang diproduksi di rumah produksi kompos, sekitar 200 meter dari situ. Rumah produksi kompos berdiri bersebelahan dengan SD Negeri 07 Guntung di Jl Tari Gantar II No 10 dan depan Masjid Baiturrahim. Bangunannya masih semi permanen sebagian dari kayu, berukuran sekitar 3x3 meter. Di situ ada mesin pencampur, pencacah dan beberapa bahan baku daun kering. Juga beberapa bungkus pupuk kompos berbagai kemasan dalam rak kayu.

Di sebelahnya ada bangunan dari kayu seluas 3x3 dipakai untuk sekretariat. Tempat ini difungsikan sebagai kantor sekaligus show roomnya. Lantainya dilapisi karpet coklat untuk tempat duduk. Di dindingnya terpasang beberapa foto kegiatan dan skema struktur organisasi. Juga banyak piala dan sertifikat penghargaan. Ada beberapa pupuk kemasan dalam berbagai ukuran yang siap jual. Ada pupuk kompos dari daun kering, pupuk kompos campuran, media tanam, pupuk cair dll. Ada juga kerajinan tangan ibu-ibu dari bahan bekas. Ada beberapa minuman air kemasan gelas untuk tamu. Seperti diceritakan Ny. Erna, sekretariat itu sekarang baru banyak tamu. "Ada dari Penajam Paser Utara, kemarin dari Kutai Timur yang tahun ini mewakili Kaltim untuk lomba Kube Berprestasi," kata Ny. Erna. Yang sering dari Pupuk Kaltim dan Dinsosnaker Bontang. Ada juga tamu dari Dinsos Kaltim. Tamu paling jauh dari tim verifikasi Kasubdit Identifikasi dan Penguatan Kapasitas Direktorat Penanganan Fakir Miskin Perdesaan, Ditjen Penanganan Fakir Miskin Kementrian Sosial, yang dipimpin oleh Dra. Sarwat Fardaniyah, pada 15 September 2016.

Di tempat itulah aktivitas ibu-ibu rumah tangga anggota Kube Mekarsari banyak dilakukan, sekretariat, rumah produksi dan lahan demplot. Tempat mencoba tanaman bukan hanya di demplot, tetapi di beberapa lahan milik anggota. Mereka memanfaat setiap sudutnya untuk tanaman dengan pupuk kompos buatan mereka sendiri. Sudut RT 07 Guntung memang nampak asri. Jalan semen selebar 2 meter dihiasi tanaman di kanan dan kiri jalan. Dindingpun diwarnai dan bertengger tanaman dalam botol plastic bekas air kemasan berbagai ukuran yang dicat warna-warni. Juga pinggir jalan banyak pot tanaman menghiasi. Yang punya lahan sepetak pun juga penuh tanaman. Dari dari tanaman hias sampai tanaman obat keluarga. Ada yang model hidroponik. Ada juga kolam ikan nila. Mereka benar-benar memanfaatkan lahannya. Seolah tak mau satu sudutpun kosong. Semua menjadi produktif.

Ya ini salah satu pengaruh dari keberadaan Kube Mekarsari terhadap anggotanya. Seperti diakui beberapa anggotanya dalam rekaman video yang telah dipublish di Youtube, disiarkan di PKTV. Ny. Erna mengakui dia yang sebelumnya katrok sekarang dapat menambah ilmu. Bahkan bisa study banding ke Jakarta, Palembang, Malang dan Yogya. Dia juga sudah pandai berbicara dan fasih menyebut nama-nama bakteri untuk stater kompos. Erlin (36 tahun), anggota Kube juga mengakui bahwa dengan adanya Kube ini dia bisa mempunyai penghasilan tambahan, silaturahmi, menambah pengetahuan dan bisa menanam sayur-sayuran. Rata-rata anggota mendapat tambahan penghasilan sekitar Rp475.000 per bulan pada tahun 2016 tergantung kehadirannya dan hasil penjualan pupuk kompos. Halifa (53 tahun), juga anggota Kube yang sebelumnya kurang bergerak menjadi sehat setelah mempunyai kegiatan ini.

Semua tak menyangka sampai sejauh ini kegiatannya. Sekitar tujuh tahun lalu, tepatnya 2010, RT tersebut mendapat Black Award sebagai kampung terjorok dari Pemkot Bontang. Banyak sampah berserakan. Hal itu yang menggerakkan warga di situ dengan dorongan ketua RT yang baru M Yunus berbuat. Mereka membersihkan sampah daun kering dan ingin menjadikan kompos. Mereka juga belajar membuat kompos ke produksi kompos Pupuk Kaltim di PC VI.

Tahun 2013 terbentuk Kube Mekar Sari yang kegiatan utamanya membuat kompos dari daun kering sampah mereka sendiri. Masih menggunakan alat sederhana dan hanya ditumpuk di dalam drum. Melihat hal tersebut, di akhir tahun 2013, Pupuk Kaltim dengan koordinasi Disosnaker Bontang melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) menyusun kegiatan untuk masyarakat di RT 07 dengan nama Program Pengelolaan Kompos Berbasis Masyarakat. Awal 2014, kelompok Mekar Sari mulai memperoleh dukungan pendampingan dan peralatan produksi kompos melalui Program Pengelolaan Kompos Berbasis Masyarakat CSR Pupuk Kaltim. Mekarsari pun berbenah memperbaiki sarana produksi dan administrasi. Mereka juga mengelola sampah dari tempat lain. Setelah lolos verifikasi dari Dissosnaker Bontang dan Dinsos Kaltim lalu mewakili Kaltim dalam ajang Kube Berprestasi di Jakarta dan menjadi Kube terbaik pertama tingkat nasional 2016. Penghargaan tersebut diserahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Puncak Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di Palangkaraya, Kalteng, pada 20 Desember 2016.

Ny. Rahmawati menuturkan, selain memproduksi kompos organik padat, pihaknya kini juga memproduksi kompos organik cair dari limbah rumah tangga. Dengan proses fermentasi selama dua pekan. Dalam sekali penggilingan sampah organik bisa dihasilkan 200 kemasan kantong kompos masing-masing seberat 5 kilogram. Untuk kompos murni dihargai Rp 5 ribu per kemasan, sementara untuk kompos campuran dihargai Rp 8 ribu per kemasan. Metode pemasaran dengan menyebarkan brosur-brosur, pameran dan informasi dari mulut ke mulut. Tempat penjualannya selain di rumah produksi juga dititipkan di toko-toko pertanian yang ada di sekitar Guntung dan Loktuan serta yang ada di Kota Bontang. Total omzet penjualan kompos pada Januari--Juni 2017 sebanyak 1.600 bungkus @ 3 Kg, atau rata--rata sebanyak 266 bungkus perbulan dengan nilai penjualan sebanyak Rp8.000.000.

Mereka juga mencoba memasarkan produk dengan cara lain. Bila dicari dari Google, Kube Mekarsari ada di situs on line blanja.com. Tertulis Kube Mekarsari Mitra Binaan Pupuk Kaltim.Toko kami menjual kompos organik, aneka kerajinan daur ulang dan aneka kue.

RT 07 yang penduduknya 140 warga hanya salah satu sudut saja. Ada 18 RT di Desa Guntung, Kec. Bontang Utara. Kegiatan Mekarsari sudah mewarnai warga di RT 07. "Berkat adanya pengolahan kompos ini turut memberikan sumbangsih pada lingkungan RT. Lingkungan menjadi bersih dan asri, dan mendapat penghargaan dari Pemkot. Di antaranya menjadi RT terbaik tingkat kelurahan dan juara pertama PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) se-Bontang," jelas Yunus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun