Mohon tunggu...
sunaryo broto
sunaryo broto Mohon Tunggu... -

Ayah 3 anak dan karyawan perusahaan pupuk yang mendalami bidang SDM. Hobi menulis, membaca, traveling, fotografi, melukis dll. Ada beberapa bukunya yang sudah terbit, Catatan Haji Sebuah Hati, Demang Atmodikromo, Ronggo Karyosarono, Balada manusia Industri (Antologi Puisi), Tentang Waktu (Kumpulan Puisi), Pertemuan di Kebun Raya (Kumpulan Cerpen) dll

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ulasan Novel "Tentang Kamu" Karangan Tere Liye

7 Februari 2018   09:13 Diperbarui: 7 Februari 2018   09:18 2823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ini buku kedua Tere Liye atau M Darwis yang saya baca setelah novel Pulang karena komentar Menteri Keuangan Sri Mulyani. Novel tebal 524 halaman ini saya beli di Surabaya pada 11 Oktober 2017 karena saya sudah mulai ketagihan dengan cara bercerita gaya Tere. Meski ada cerita yang menimbulkan tanya tetapi cerita tetap lancar. Saya baca di antara perjalanan kereta Surabaya Solo dan perjalanan pesawat Solo Balikpapan Bontang. Saya lanjut di rumah Bontang.

Buku terbitan Republika bersampul sepasang sepatu kulit coklat ini terbit pertama kali pada Oktober 2016 dan sekarang sudah cetakan ke IX pada Mei 2017. Seperti membaca Pulang, membaca buku ini seolah tak ingin berhenti. Terus ingin menyelesaikan ceritanya. Tere memang pintar bercerita. Dijaga suspen ceritanya sedikit demi sedikit sampai puncaknya. Infonya dikeluarkan sesuai kebutuhan supaya pembaca penasaran.

Novel dibuka dengan gaya showing suasana Belgrave Square, London pada pagi jam 07.30 pada seorang tokoh muda usia 30 tahunan, pintar, lulusan Universitas Oxford di Inggris bernama Zaman Zulkarnaen pada firma hukum Thompson & Co, sebuah firma hukum bergengsi dengan reputasi tinggi. Ada sebuah informasi yang mengagetkan di pagi buta tentang meninggalnya seseorang yang bernama Sri Ningsih yang meninggalkan harta sekitar Rp19 Triliun. 

Uniknya Sri ini meninggal di sebuah panti jompo di Paris dan tidak mempunyai anak dan keluarga. Zaman --melalui surat kuasa Sri sebelum meninggal- ditugaskan untuk menyalurkan harta warisan pada yang berhak. Lalu mulailah cerita Zaman dengan fasilitas pesawat jet pribadi menyusuri jejak masa lalu Sri dari info sepotong-sepotong dari nara sumber yang ditemuinya satu persatu.

Cerita bermula dari Panti Jompo Le Cerisaie Maison de Retraite, Paris. Di dapat buku harian dari Aimee, perawat panti jompo yang menolong Sri pada saat masuk. Lalu diperoleh info tempat lahirnya Sri di Pulau Bungin, Sumbawa, salah satu pulau terpadat di dunia. Zaman menyusuri kehidupan Sri di Pulau Bungin. Nara sumbernya Ode yang biasa dipanggil Pak Tua, seorang pelaut senior berusia 70 tahunan. 

Bapak Sri seorang pelaut dan nelayan bernama Nugroho dan ibunya Rahayu, semua berdarah Jawa tetapi tinggal di Pulau Bungin. Lalu ada tragedy kedua orang tuanya meninggal. Sri hidup dengan ibu tiri yang kejam dan adik tiri, Tilamut. Sri tetap sabar menjalani semua. Ini proses belajar Sri menghadapi cobaan dengan kesabaran tanpa batas. Dipeluknya semua rasa sakit itu. Tragedi masih berlanjut dengan terbakarnya rumah mereka dan menyisakan adik tirinya masih hidup. Mereka menjadi yatim piatu dan dibawa Tuanku Guru Bajang untuk merantau ke Pesantren Kyai Ma'sum di Solo.

Cerita bergeser ke Solo dengan kehidupan pesantren dan proses belajar Sri tumbuh dewasa. Sri bertemu dengan 2 orang sahabat Nur, anak pengasuh pesantren dan Sulastri, gurunya. Cerita proses belajar di pesantren dan persahabatan dengan segala perniknya. Ada bumbu intrik dan iri hati. 

Ada bumbu tragedy G 30 S PKI. Sulastri menjadi tokoh Gerwani bersama suaminya dan gerombolan PKI menculik kyai dan keluarganya untuk dibunuh. Banyak keluarganya yang terbunuh, menyisakan Nur. Sulastri diadili di pengadilan dan karena kesaksian Sri menjadikan Sulastri dihukum pengasingan. Suami Lastri meninggal dalam tragedy itu. Inilah awal mula persahabatan menjadi saling bermusuhan karena iri dan dendam.

Cerita Sri di Solo sudah selesai dan berlanjut bekerja di Jakarta. Sri yang pintar dan suka belajar sekaligus mempunyai kesabaran tinggi berhasil menyusuri kehidupan di Jakarta. Dari menjadi guru SD, berjualan nasi goreng dengan gerobak dorong, persewaan mobil sampai mempunyai pabrik sabun dengan merk Rahayu. Sri berhasil kaya raya dan mendidik Chaterine, asistennya menjadi kepala pabrik. Tapi hantu masa lalu mengganggunya. Tiba-tiba Sri menjual semua pabriknya dengan skema kepemilikan sahan 1% pada perusahaan terkenal lalu pindah ke London.

Cerita berpindah lagi ke London pada kehidupan Sri menjadi sopir bis tingkat warna merah route 16. Sri yang baik bertemu dengan orang baik. Ditolong keluarga India, Khan dan tinggal di apartemennya lalu bekerja sebagai sopir bis atas jasa baik Lucy dan Franciszek, immigrant dari Polandia. Bertemu dengan pria Turki, Hakan Karim dan menikah. Sri hidup sederhana meski punya harta banyak. Sempat mempunyai bayi 2x tetapi keduanya meninggal. Suaminya juga meninggal. Sri diuji dengan kesedihan beruntun. Sri tetap tabah karena sudah latihan sejak bayi. Tapi hantu masa lalu tetap mendatangi dan Sri tiba-tiba menghilang  dan pindah ke panti jompo di Paris, meski hartanya bertambah dengan harta suaminya.

Cerita bergeser lagi ke panti jompo Paris. Sri tetap bersahaja dan menjalani kehidupan di panti sambil menjadi guru tari di sebuah sekolah pada umur 60 tahun. Sri sempat keliling dunia dengan profesi guru tari karena pentas anak asuhnya. Sri pension dan menjalani kehidupan di panti jompo dengan berkebun di lantai atas. Sri seorang pembelajar dan mulai belajar hukum melalui buku-buku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun